Langkah politis ini disebut membawa keberhasilan gemilang. Terbukti selain banyak mantri pemajekan, termasuk Demang Bocor yang berusaha membunuh Panembahan Senapati berangsur-angsur berpaling dari Pajang ke Mataram.
Hal ini mempengaruhi penghasilan Mataram yang mengalami kenaikan penghasilan signifikan. Oleh Panembahan Senapati, sebagian pendapatan yang diperoleh dari para mantri pemajekan digunakan untuk membangun benteng pertahanan Mataram. Selain itu, pembangunan infrastruktur untuk mempertahankan kerajaan dari serangan musuh.
Upaya berikutnya yakni membangkang kepada Sultan Hadiwijaya. Dikisahkan sejak dilantik menjadi Raja Mataram, Senapati bertekad untuk menjadi merdeka dari Pajang. Bahkan Senapati tidak menghadap Sultan Hadiwijaya sejak setahun dilantik.
Terbukti Sultan Hadiwijaya akhirnya mengutus Ngabehi Wilamarta dan Ngabehi Wuragil ke Mataram pada tahun 1576 Masehi. Kedatangan dua utusan Pajang ini untuk menanyakan kenapa tidak pernah datang ke Pajang, kendati telah menjabat selama satu tahun.
Upaya utusan Sultan Hadiwijaya yang tak membuahkan hasil menjadikan Pajang hangat. Sultan Hadiwijaya memerintahkan Arya Pamalad atau Adipati Tuban, Pangeran Banawa, dan Patih Mancanagara untuk datang ke Mataram, melakukan penyelidikan.
Panembahan Senapati telah menyiapkan pasukan untuk berperang. Hal ini demi merealisasikan keinginan untuk kemerdekaan Mataram dari Kerajaan Pajang. Penyiapan pasukan ini untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu Pajang melakukan penyerangan ke Mataram.
Editor : Arif Ardliyanto