SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Puluhan personal dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) hadir dalam menyukseskan program Pulau Bawean bebas penyakit katarak. Salah satunya yang di alami satu keluarga di Kepulauan Bawean, Gresik ini.
Mereka menderita sakit mata katarak, akhirnya mendapatkan perawatan kesehatan mata berupa operasi.
Kegiatan yang diberi nama Membuka Lentera Bawean ini bekerjasama antara Unusa dengan Eyelink Foundation.
Tim pengabdian kepada masyarakat Unusa, dr. Fifin Kombih mengungkapkan, bahwa tim Unusa dan Eyelink Foundation telah melakukan observasi dan pemeriksaan awal yang menunjukkan bahwa terdapat 296 orang menderita Katarak, 90 orang menderita Pterigium dan 135 penderita Kelainan Refraksi.
“Ratusan orang ini mendapatkan operasi sejak 6 – 11 Februari, kemarin. Dan terdapat satu keluarga yang mengalami Katarak,” ungkapnya di ruang kerjanya Klinik Pratama Unusa Kampus A, Jumat (17/2/2023).
Fifin menambahkan, relawan Unusa yang berangkat ke Bawean, yakni dari dosen Unusa, dokter muda FK Unusa, dan mahasiswa keperawatan Unusa.
Para dosen dan dokter yang berangkat sekaligus untuk melakukan pengabdian masyarakat, demikian juga dengan para mahasiswanya. Unusa mengirimkan 2 tim dalam 2 tahap bakti sosial.
“Adanya kegiatan ini sebagai bentuk kerjasama Unusa sebagai perguruan tinggi NU dalam memperingati satu abad NU. Kami bersyukur dapat bersama-sama asosiasi dan lembaga terkait serta Eyelink Foundation dapat berkontribusi untuk masyarakat yang memang masih dapat disembuhkan atas kebutaan mereka diderita,” terangnya.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan bentuk kerja sama antara Unusa dengan Eyelink Foundation.
MoU yang ditandatangani itu tidak hanya untuk Bawean, Gresik, tapi akan dilakukan di daerah-daerah di Jatim.
“Unusa akan mensuport kegiatan dalam kegiatan ‘Indonesia Bebas Kebutaan’ yang diinisiasi oleh Eyelink Foundation. Unusa akan menerjunkan mahasiswa perawat dan para dokter muda dan dosen sebagai bagian dari proses pembelajaran,” jelasnya.
Editor : Ali Masduki