Menurut keterangan laki-laki tersebut kepada Ricky, bahwa benar bahwa Ricky Eliyer Au Batuwael telah ditanduk.
“Namun sayangnya, orang ini tidak mau saya jadikan saksi karena takut. Orang ini mengaku bahwa ada pengancaman kepada dirinya,” cerita Ricky.
Lalu, bagaimana dugaan penganiayaan yang terjadi dilingkungan PN Surabaya itu bisa terjadi?
Ricky mengatakan bahwa hari itu ia bersama dengan ibunda tercinta yang bernama Leonora Tan, istri dan Merlyn E Polnaja sebagai kuasa hukumnya, baru saja menghadiri sidang gugatan hak asuh anak diruang Sari 3 PN Surabaya.
“Usai hakim yang memimpin persidangan menyatakan persidangan ditutup dan dilanjutkan minggu depan, kami pun bergegas keluar dari ruang sidang,” kata Ricky.
Ricky melaporkan Oknum Pengacara ke Polisi karena menuduh adanya penganiayaan. Foto tangkap layar
Saat Ricky Eliyer dan keluarganya serta kuasa hukumnya keluar dari ruang sidang, tiba-tiba terdengar kata-kata makian.
Ricky pun menduga bahwa pihak penggugat dan kuasa hukumnya tidak puas atas keputusan majelis hakim yang menunda persidangan.
“Hakimnya waktu itu mengundur persidangan karena ada bukti surat yang belum lengkap. Majelis hakim memberi kesempatan kepada kami sebagai pihak tergugat untuk melengkapi bukti surat,” ujar Ricky.
Ketika masih didalam ruang sidang, Ricky kembali bercerita, Jan Labobar yang menjadi kuasa hukum penggugat, sempat mengajukan protes ke majelis hakim yang menunda persidangan karena masih ada bukti surat dari tergugat yang belum lengkap.
Ditengah keluarga Ricky hendak meninggalkan PN Surabaya, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah belakang. Ricky mengaku tidak tahu siapa yang telah berteriak itu.
“Pengecut. Kalian (telah) memalsukan data. Orang itu teriak sangat keras dan saya yakin hakim pasti mendengar teriakan atau umpatan itu,” cerita Ricky.
"Kami tetap berjalan, sambung Ricky, dan tidak menghiraukan teriakan itu. Namun, teriakan itu makin jelas. Saya yakin, hakim pun mendengar teriakan tersebut.
Sikap acuh Ricky beserta istri, mama dan kuasa hukumnya ini nampaknya malah membuat orang yang dari tadi memaki-maki dan berteriak-teriak itu makin menjadi-jadi.
Masih menurut cerita Ricky, orang itu terus membuntuti sambil berteriak-teriak dan memaki-maki. Namun sebenarnya, Ricky mengaku sudah tidak kuat menahan makian yang terus dilontarkan dari orang itu.
“Tangan saya berkeringat. Saya hampir tidak tahan mendengar makian-makian yang dialamatkan ke kami. Akhirnya, kedua tangan saya yang berkeringat itu saya usapkan pada kedua paha saya,” ujar Ricky.
Editor : Arif Ardliyanto