Ganjar mengatakan, pengembangan Energi Baru Terbarukan terus dilakukan di Jawa Tengah. Tidak mudah, karena masyarakat harus diberikan sosialisasi dan edukasi. Mantan anggota DPR RI itu tak menampik mahalnya infrastruktur pendukung menjadi kendala.
“Tapi kami mulai kenalkan dengan cara pemerintah hadir sekaligus sebagai stimulan, tapi nanti kalau kenal, produksi mulai banyak, harapan kami nanti mulai terbiasa. Karena nanti kalau sudah masuk mobil motor listrik kan orang mulai terbiasa,” ujarnya.
Khusus terkait bantuan, Ganjar menegaskan agar tata kelola keuangannya diatur sebaik mungkin. Ketua PP Kagama itu menitipkan agar integritas dan governance di desa dijaga.
“Tata kelola keuangannya mesti bagus kalau nggak tau tanya. Kedua, juga saya minta tidak boleh ada yang potong, siapa pun, nggak boleh. Sehingga kalau ada yang motong, laporkan ke saya agar kami bisa menggunakan itu dengan benar,” tandas Ganjar Pranowo. S
ebagai informasi, bauran EBT di Jawa Tengah dalam lima tahun terakhir dilaporkan terus mengalami peningkatan.
Pada 2018, capaian bauran EBT berada di angka 10,82 persen atau melampaui target yang dipatok di 10,32 persen.
Pada 2022 lalu, Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah mencatat capaian bauran EBT sudah berada di angka 15,76 persen.
Berdasarkan Perda Jateng No.12/2028, diharapkan bauran EBT pada 2050 bisa menyentuh angka 28,82 persen.
Editor : Ali Masduki