get app
inews
Aa Text
Read Next : Target Ambisius Partai Gerindra, Ingin Kuasai 24 Daerah dalam Pilkada Serentak di Jatim

Tarung Bebas, Tradisi NU yang Dilestarikan di Genggong Probolinggo

Senin, 03 Januari 2022 | 13:16 WIB
header img
Tarung bebas merupakan tradisi warga Nahdlatul Ulama (NU) khususnya di Jawa Timur yang dilestarikan di Genggong Probolinggo.(Foto : iNewsSurabaya/didin)

PROBOLINGGO, iNews.id Tarung bebas merupakan tradisi warga Nahdlatul Ulama (NU) khususnya di Jawa Timur. Pertarungan ini layaknya tinju bebas, baku hantam tanpa menggunakan pelindung. 

Pertarungan ini merupakan warisan dari Gus Maksum Lirboyo, Kediri. Namun, tarung Bebas ini berkembang diberbagai daerah khususnya di Kabupaten Probolinggo. Bahkan, tradisi ini sudah menjadi ajang silaturahmi tahunan para pendekar yang memili adrenalin lebih. 

Tarung bebas ini juga disebut pencak dor, tidak banyak peraturan yang diberlakukan hanya ada dua peraturan, yaitu tidak boleh menggunakan senjata tajam dan musuh harus seimbang. Wasit lah yang menentukan seimbang dan tidaknya lawan dalam pencak dor dengan durasi pertandingan. Tidak ada kalah dan menang dalam pertandingan pencak dor tersebut, dipertandingan tersebut bertujuan untuk melestarikan warisan serta media pemersatu warga Nahdliyin.

Namun tarung bebas atau pencak dor sempat vakum selama 2 tahun, adanya pandemi covid-19 menjadi penghalang pencak silat bebas ini, sehingga para pendekar sangat merindukan adanya tarung bebas tersebut. Pada awal 2022 ini, tarung bebas kembali digelar di halaman P5 Pesantren Zainul Hasan Genggong, Minggu (2/1/2022).

Namun tarung bebas kali ini berbeda, salah satunya pada ring yang biasanya menggunakan ring bambu kali ini bertubah menggunakan oktagon layaknya Maxed martial art (MMA) Profesional yang di gelar oleh salah satu stasiun televisi nasional. 

Ketua Komisariat Pagar Nusa Pesantren Zainul Hasan Genggong, KH Mohammad Harris Damanhuri mengatakan, kegiatan tarung bebas ini sebagai wadah bagi para pendekar yang memiliki adrenalin lebih dalam mengasah bakatnya. "Alhamdulillah pendekar-pendekar di pesantren Zainul Hasan ini banyak masuk dalam MMA dan sering juara di ajang nasional tersebut, maka kami membentuk Tigerbar ini merupakan wujud dari follow up teman-teman pendekar yang memiliki adrenalin lebih dan ingin berprestasi, kita salurkan di akademik ini", ungkap Gus Harris. 

Tarung bebas tersebut bertujuan sebagai ajang silaturahmi, memperkuat dan mengingatkan kembali dalam penjagaan Nusa, bangsa dan Nahdlatul Ulama secara jam'iyah untuk menjaga para kiai dan ulama-ulama.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut