get app
inews
Aa Read Next : Kemenkumham Jatim Gelar Pemeriksaan Lapangan Calon Pemberi Bantuan Hukum, 41 Berkas Lengkap

Malang Geger, Anak Kandung Bunuh Bapak Dengan Celurit

Rabu, 05 Januari 2022 | 19:55 WIB
header img
Ilustrasi MPI

MALANG, iNews.id - Kasus anak kandung bunuh bapak menggegerkan warga di Desa Jambangan Krajan, Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.

Budi Cahyono, 38, membacok bapak kandungnya, Suradi, 65, sampai tewas.

Budi memakai celurit tumpul saat menghabisi nyawa bapaknya di dapur rumah.

Menurut keterangan warga dan perangkat desa, Budi yang depresi, mengamuk selama 10 hari terakhir gara-gara rumahnya renovasi.

“Asal-usul dia depresi karena persoalan ekonomi,” ujar Sabar Santoso, Kaur Umum Desa Jambangan Krajan, Dampit, Rabu siang (5/1/2022), di KM RSSA Malang.

Budi Cahyono, adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kesehariannya hidup bersama bapak dan kakaknya yang tuna wicara.

Satu saudaranya telah berkeluarga dan tidak tinggal di situ. Sedangkan ibu kandungnya, telah lama meninggal.

“Dia 10 tahun terakhir kami ketahui mengalami depresi karena ekonomi,” ujar Sabar.

Sebelum depresi, Budi Cahyono adalah seorang pria pekerja pada umumnya.

Dia menikah berkeluarga dan memiliki satu anak. Dulu dia bekerja sebagai pegawai leasing sebelum akhirnya kehilangan mata pencaharian.

Saat kehilangan sumber penghidupan inilah, Budi mulai menunjukkan gejala depresi.

“Istrinya juga menggugat cerai,” terang Sabar, diamini oleh para tetangga yang turut mengantarkan jenazah Suradi ke KM RSSA.

Selama kurang lebih satu dekade terakhir, Suradi, korban, yang menjadi tulang punggung keluarga.

“Korban kesehariannya mencari rumput dan berternak sapi. Dia kemudian menjual sapinya untuk renovasi rumah tersebut,” kata Sabar.

Maksud baik merenovasi rumah ini ternyata membuat Budi yang selama ini diam, menjadi agresif.

Karena terganggu dengan pembangunan rumah, menurut Sabar, Budi mulai mengamuk.

Hingga akhirnya, tragedi anak bunuh bapak kandung sendiri terjadi di Dampit Kabupaten Malang.

Sebelumnya, Desa Jambangan sudah mau mengobatkan pelaku ke RSJ. Tiap desa memiliki daftar ODGJ yang perlu mendapat penanganan menuju RSJ Lawang.

“Tetapi karena belum ada NIK, masih tertahan dan obat baru dapat dari Puskesmas. Belum sempat kami bawa ke Lawang, sudah kejadian seperti ini,” tukasnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut