Setelah ikut sejumlah lomba dan dapat juara, Maghda tak ingin puas. Ia makin rutin latihan. Namun, oleh orangtuanya, ia disuruh ikut modeling yang berhijab.
Maghda lantas mengiyakan permintaan orangtuanya, dan dicarikan tempat les yang lain. Hingga kemudian dapat di SZ Model Management.
"Masuk SZ itu pas sudah kelas 7 SMP. Disuruh sama orangtua. Saya rutin ikut les dan alhamdulillah dipilih sama managementnya. Nah, kebetulan tahun ini, beberapa bulan yang lalu, ada event lomba modeling yang diadakan oleh Yamaha. Di situ saya diikutkan. Dan alhamdulillah dapat juara 1," jelasnya.
Saat ditanya soal harapan ke depan, Maghda enggan berandai-andai. Ia memilih fokus sekolah dan akan terus menekuni dunia modelingnya.
"Mungkin ke depannya mau ngembangin pelan-pelan dulu. Sementara di Surabaya dan Jatim aja. Dan tentunya fokus sama sekolah," tegasnya.
Meski begitu, Maghda mengaku pernah sempat putus asa, dan ada pikiran ingin berhenti dari dunia modeling. Namun, karena terus disupport sama orangtuanya, ia pun kini percaya diri.
"Pasti pernah ada rasa putus asa. Itu pas di pertengahan-pertengahan. Kok gini-gini aja. Menoton gitu. Tapi karena disemangatin terus sama orangtua, akhirnya saya semangat dan yakin. Apalagi sama SZ saya dipilih. Makin semangat," katanya.
Maghda pun berharap ke depannya kariernya di modeling diberikan kelancaran. Namun, dalam hati kecilnya, ia sebenarnya punya keinginan jadi seorang dokter.
"Harapan saya ke depannya ya mungkin di model tetep. Tapi pengennya sih jadi dokter. Karena model sendiri kan tidak bisa dijadikan profesi. Suka aja sih. Hobi juga. Jadi intinya saya jalanin dulu. Kalau memang rejekinya di sini (model), ya dilakuin aja," tutup Maghda.
Editor : Ali Masduki