Kedua celengan tersebut diterima langsung oleh Ketua Lazismu Sidoarjo Hifni Sholikhin. Pihaknya pun mengapresiasi kedua siswa SD MICA yang sudah mau merelakan tabungannya untuk berkurban.
"Di Lazismu memang ada program filantropi cilik. Ini memang cara yang tepat untuk membiasakan anak-anak senang beramal sejak usia mereka masih kecil," ujar Hifni.
Dijelaskannya, Lazismu Sidoarjo saat ini tengah melaksanakan program qurban kemasan dengan total target senilai Rp 200 juta. Kurban kemasan ini menjadi salah satu program unggulan Lazismu yang manfaatnya tidak hanya saat Hari Raya Idul Adha, tetapi juga untuk mendukung program kemanusiaan seperti korban bencana alam, kaum dhuafa, dan sebagainya.
"Saat ini kita terus berproses untuk menggenapi target perolehan qurban kemasan hingga Rp 200 juta. Insyallah target itu akan terlampaui dengan dukungan para dermawan di Sidoarjo," ujar Hifni.
Sementara itu, Adit Hananta Utama orang tua Nata dan Azza yang turut mendampingi kedua anaknya merasa bangga karena putra-putrinya telah bisa memahami perintah berkurban. Kendati proses memahamkan tersbut butuh waktu yang cukup lama, sekitar dua bulan.
"Awalnya memang tidak mudah. Karena mengajak anak untuk berkurban tentu tidak cukup hanya dengan dalil Al Quran, tapi juga penjelasan yang bisa diterima oleh pemahaman mereka," jelas Adit.
Lebih lanjut Adit mengungkan, cara ini dilakukan sebaga rasa syukur atas setiap rizqi yang diberikan Allah, termasuk rizqi berupa anak. Karena itu, anak perlu diberikan pembiasaan untuk mau memberikan apa yang mereka miliki untuk dibelanjakan di jalan Allah.
"Berqurban itu tidak hanya soal kemampuan, tapi juga niat dan kemauan. Karena itulah, niat itu perlu dilatih, dibiasakan, diajarkan sejak mereka masih usia dini," ujar Adit.
Editor : Arif Ardliyanto