Diawali dengan menggambar 3D modeling tanpa blueprint selama 4 bulan hanya dengan melihat referensi foto dan video.
3D modeling tersebut menghasilkan 1.996 komponen yang selanjutnya dirakit sehingga menghasilkan bentuk lokomotif uap yang utuh.
Secara detail, ukuran miniatur lokomotif uap DD52 ini memiliki dimensi panjang 580 cm, lebar 68 cm, dan tinggi 90 cm, serta total bobot 200 kg.
Sejarah keberadaan Lokomotif DD52 di Indonesia dimulai ketika Lokomotif ini didatangkan dari Pabrik Hartmann dan Hanomag di Jerman, serta Werkspoor di Belanda pada tahun 1923, mulai berdinas sejak 1924, setelah lokomotif DD 50 dan lokomotif DD 51.
Berbeda dengan kedua pendahulunya yang dibuat di pabrik ALCO di Amerika Serikat, lokomotif DD52 dibuat di Eropa, tepatnya di Jerman dan Belanda.
Keunggulan lokomotif ini dibandingkan dengan DD50 dan DD51 adalah kecepatan maksimalnya yang dapat mencapai 50 km/jam, di mana kedua lokomotif sebelumnya hanya mampu mencapai 40 km/jam.
Lokomotif DD52 memiliki julukan "Si Gombar" dari masyarakat lokal Jawa Barat yang selalu dilewati oleh lokomotif ini.
Dengan ukurannya yang besar dan tenaganya yang kuat, tugas utama lokomotif DD52 adalah menarik kereta barang yang melintasi pegunungan Priangan. Walaupun begitu, lokomotif ini juga difungsikan sebagai penarik kereta penumpang.
Di akhir masanya, lokomotif ini melayani KA lokal Bandung-Cibatu. Alokasi lokomotif ini sendiri menyebar di beberapa Depo Lokomotif seperti Tasikmalaya, Purwakarta, dan Cibatu.
Karier lokomotif ini berakhir pada tahun 1974, ketika angkutan barang di jalur Tasikmalaya - Cicalengka menurun. Sehingga menjalankan DD52 ini terlalu berlebihan untuk muatan yang tidak begitu berat.
Miniatur lokomotif uap DD52 ini rencananya akan dipamerkan di beberapa stasiun setiap bulan hingga akhir tahun 2023.
Bulan Agustus akan berada di Stasiun Surabaya Gubeng, September di Stasiun Yogyakarta, Oktober Stasiun Purwokerto, November Stasiun Bandung, dan Desember berakhir di Stasiun Garut.
“KAI mengucapkan terima kasih kepada IRPS, 3D Zaiku, serta para pelanggan kereta api atas terlaksananya Pameran Miniatur Lokomotir Rekor MURI ini. KAI terbuka bersinergi dengan berbagai pihak dalam memberikan kebermanfaatan dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Hal ini sebagai upaya edukasi sejarah perkeretaapian di Indonesia kepada masyarakat,” pungkas Luqman Arif.
Editor : Ali Masduki