SAIQ Al Hikmah Banyuwangi Wadahi Anak Tuna Netra Belajar Braille Al Quran, Ini Serunya

BANYUWANGI, iNewsSurabaya.id - Sekolah Alam Insan Qurani (SAIQ) Al Hikmah Banyuwangi tak hanya melaksanakan pendidikan formal. Sekolah alam ini juga mengajarkan cara membaca Al Quran bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) atau tuna netra. 

Keputusan memberikan pembelajaran pada tuna netra sebagai bentuk kepedulian SAIQ terhadap kehidupan ABK. Mereka diajari guru yang sangat faham mengenai braille, sedangkan gurunya sendiri didatangkan khusus untuk membimbing anak-anak tuna netra. 

Baca Juga

Pelepasan Tukik Jadi Cara Masa Pengenalan Lingkungan di SAIQ Al Hikmah, Bentuk Generasi Pecinta Alam

"Mereka anak tuna netra kita ajari cara membaca Al Quran dengan huruf braille,"  kata Budi salah satu guru yang mengajari anak tuna netra. 

Budi mengaku, jumlah anak tuna netra yang ada di seluruh Indonesia cukup banyak, namun dari jumlah yang ada tak semua mengenal huruf braille, ada sekitar 10 persen anak tuna netra yang sudah mengenalnya, sedang 90 persen belum mengenal. 

"Sekitar 9-10 persen anak tuna netra yang mengenal braille, sisanya belum," ujarnya. 

Baca Juga

Wisuda Akhirusanah RA Saiq Al Hikmah Meriah, Ada Shalawat Zahir Mania di Banyuwangi

Belajar huruf braille, ucapnya, memang tidak mudah. Namun anak didik harus serius untuk mengetahuinya, dengan begitu akan menguntungkan dirinya sendiri. Lebih sulit lagi, ungkap Budi, belajar braille huruf Arab memiliki tingkat kesulitan tersendiri. 

"Saya yakin kalau dipelajari dengan serius bisa kok... Yang penting mau belajar," jelas dia. 

Sekolah SAIQ Al Hikmah Banyuwangi memberikan wadah anak tuna netra belajar braille Al Quran. Foto iNewsSurabaya/arif

Secara khusus, Budi mengaku senang dengan Sekolah SAIQ Al Hikmah Banyuwangi. Menurutnya sekolah ini memberikan wadah yang jelas bagi anak-anak tuna netra untuk belajar braille huruf Al Quran. 

"Apa yang dilakukan SAIQ Al Hikmah ini sangat luar biasa. Kita diberikan tempat dan fasilitas untuk belajar, saya yakin anak-anak akan bisa mempelajari braille," pungkasnya. 

Editor : Arif Ardliyanto