MEDAN, iNewsSurabaya.id - Penurunan jumlah mahasiswa yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS) membuat Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) ketar-ketir. Mereka membawa permasalah ini dalam Rapat Kerja Nasional (Rekernas) ABPPTSI di Medan, Sumatera Utara.
Raker ABPPTSI ini membahas secara serius fenomena terbaru Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang membuka program studi (Prodi) baru dengan menerima mahasiswa sebanyak-banyaknya. Imbasnya, kuota mahasiswa yang masuk ke PTS berkurang sangat drastis. Bahkan PTS sulit untuk memenuhi pagu prodi yang telah ditetapkan pemerintah.
"Banyak masalah yang kita bahas dalam Rakernas ini. Hasil diskusi ABPPTSI wilayah Jawa Timur, penurunan jumlah mahasiswa baru yang masuk ke swasta sangat banyak, tren ini tidak hanya terjadi di wilayah Jawa Timur tetapi secara nasional," kata Dr. Budi Endarto, SH., M.Hum, Ketua ABPPTSI Wilayah Jawa Timur.
Menurutnya, penurunan jumlah mahasiswa baru yang masuk ke swasta dipengaruhi oleh perubahan beberapa Perguruan Tinggi Negeri menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum.
Perubahan ini, ujarnya memiliki konsekuensi sangat besar. PTN BH menjadi sangat agresif dalam membuka penerimaan mahasiswa baru. Mereka menerima mahasiswa sebanyak-banyaknya tanpa melihat Perguruan Tinggi Swasta yang terus berjuang bertahan hidup.
"Bayangkan mereka (PTN BH) membuka penerimaan mahasiswa baru di daerah atau diluar domisili. Kita sangat terasa dengan sikap itu," ujarnya.
Sebagai dampak dari mekanisme penerimaan mahasiswa baru yang relatif banyak oleh PTN, sebagian besar PTS di Jawa Timur tidak dapat memenuhi pagu penerimaan mahasiswa baru sebagaimana direncanakan atau dibawah penerimaan mahasiswa beberapa tahun sebelumnya.
"Permasalahan tersebut hendaknya harus ada solusi jalan keluar, sehingga kita bisa terus eksis. Pemerintah juga harus memikirkan ini," ungkap Budi.
PTN BH Terima Mahasiswa Seenaknya, BPPTSI Ambil Sikap. Foto iNewsSurabaya/ist
Editor : Arif Ardliyanto