SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Batik tidak hanya sebatas warisan budaya tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Sayang sebagian besar UMKM batik memproduksi batik memilih menggunakan pewarna sintetis yang berpotensi mencemari lingkungan.
Hal ini terlihat banyaknya limbah sisa dari proses pencelupan yang mengandung bahan kimia dibuang langsung ke lingkungan sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan dan mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.
"Permasalahan ini dialami oleh para UMKM batik di Kabupaten Jombang," kata Dr. Nugroho Mardi Wibowo, S.E., M.Si., Ketua Program “PM-UPUD Peningkatan Kapasitas dan Mutu Produk Batik Berbasis Green Management di Kabupaten Jombang” Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya di Jombang, Jawa Timur.
Nugroho mengungkapkan, berdasarkan masalah-masalah tersebut, dirinya bersama dosen UWP seperti Yuyun Widiastuti, S.E.,M.M, Siswadi, ST., M.Si, dan empat mahasiswa UWP serta dibantu oleh Achmad Chusnun Ni’am, S.Si.,M.T., Ph.D dari Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan skema Pemberdayaan Mitra Usaha Produk Unggulan Daerah (PM-UPUD) yang dibiayai oleh Direktorat Riset, Teknologi, & Pengabdian kepada Masyarakat – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, & Teknologi - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2023.
Editor : Arif Ardliyanto