get app
inews
Aa Read Next : Pertamina Pastikan Pasokan BBM dan LPG Tetap Lancar Pasca Gempa di Laut Jawa Utara

Lestarikan Tradisi, Warga Tuban Lakukan Ritual Kupatan Sapi

Minggu, 23 Januari 2022 | 14:29 WIB
header img
Tuban memiliki banyak cerita, begitu juga tradisi yang dipertahankan turun-temurun

TUBAN, iNews.id – Tuban memiliki banyak cerita, begitu juga tradisi yang dipertahankan turun-temurun. Di Dusun Mawot, Desa Sugiharjo, Kecamatan Tuban telah diadakan ritual kupatan sapi atau ulang tahun sapi yang dilaksanakan setiap tahun setelah masa tanam selesai.

Tradisi ini telah ada sejak zaman dulu, dan diwariskan secara turun-temurun. Dalam ritual ini, warga menyiapkan kupat yang berbentuk tanduk sapi, atau sungu sapi. “Saya telah menyiapkan kupat berbentuk tanduk, menyiapkan dua buah, karena saya memiliki dua ekor sapi dewasa,” kata Mahmudan, warga Mawot, Desa Sugiharjo, Kecamatan Tuban.

Pria 60 tahun ini menuturkan, perayaan ulang tahun sapi atau kupatan sapi ini hanya untuk sapi dewasa. Dalam ritual tersebut sapi diberi kupat sungu dan dilingkarkan di leher ternak seperti kalung. Sementara untuk anak sapi atau pedet tidak dibuatkan kupat sunggu karena belum waktunya dirayakan ulang tahun.

Ia menerangkan sebelum kupat sunggu dikalungkan di leher sapi, dirinya beserta keluarga mengucapkan niat merayakan ulang tahun sapi, berdoa kepada Allah SWT, agar hewan ternaknya sehat dan cepat berkembangbiak.

Mbah Mudan juga menjelaskan alasan kupatan sapi, dimana ketupat memiliki filosofi mengakui kesalahan, bukan tidak mungkin kita memiliki kesalahan terhadap hal yang tidak kasat mata, saat sapi diajak bekerja.

“Artinya setelah sapi diajak bekerja di sawah selama setahun, dimungkinkan bersinggungan dengan hal tak kasat mata dan cara meminta maaf adalah pada saat kupatan sapi,” tuturnya.

Dalam pelaksanaan ritual ulang tahun sapi ini, selain ketupat warga juga kerap menggunakan nasi punar atau kuning untuk merayakan ulang tahun sapinya, harapannya dengan membuat nasi kuning, maka akan lebih banyak kemakmuran, kesejahteraan, dan kekayaan.

“Sekarang zamannya sudah berbeda, sudah jarang warga yang menggunakan sapinya untuk membajak sawah, dulu warga yang memiliki sapi menggunakannya untuk bekerja di sawah, sekarang sudah digantikan dengan traktor, sehingga sudah jarang yang merayakan ulang tahun ternaknya,” ucapnya.

Selain membuat kupat untuk sapi, warga juga membuat kupat dan lepet beserta sayur opor ayam untuk dikonsumsi bersama keluarga. Salah satu syarat di dalam sayur opor dulunya harus ada ikan cucut, tetapi sekarang dapat diganti dengan udang.

Syarat wajib adanya udang pada sayur tersebut belum diketahui Mahmudan. Kendati demikian, sebagai tradisi yang turun temurun ia tetap melakukan apa yang diajarkan oleh orang tuanya tempo dulu.

Sebagaimana diketahui, ulang tahun ternak sapi di Kabupaten Tuban dirayakan dua waktu. Pertama setelah masa tanam padi di sawah dan kedua seusai tanam di ladang atau tegalan. Perbedaan waktu tersebut menyesuaikan berakhirnya masa kerja sapi yang sebagian besar belum tergantikan oleh mesin traktor. 

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut