Dalam kesempatan itu, hadir sebagai keynote speaker Staf Ahli Gubernur Jatim Bidang Kemasyarakatan dan SDM Akhmad Jazuli. Dalam sambutannya Jazuli mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan kompetensi para staf ahli dengan memberikan motivasi dan berbagai informasi yang update.
"Staf ahli itu memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan penyediaan informasi dan analisis untuk pembuatan suatu keputusan tertentu. Karenanya, sebagai staf ahli diharapkan dapat bermanfaat bagi sesama dalam mendukung kinerja pemerintah daerah," ujar Jazuli.
Sementara itu, hadir juga sebagai narasumber Kepala Biro Organisasi Setdaprov Jatim Ramliyanto. Pihaknya menjelaskan, posisi demografi Jatim berdasarkan data BPS menunjukkan bahwa usia produktif usia 15-64 tahun sudah mencapai 69,79%.
Hal ini menunjukkan bahwa Jatim mempunyai SDM yang luar biasa. Namun, jika salah kelola Jatim juga mempunyai masalah yang luar biasa.
"Hasil penelitian Pricewater house Cooper (PWC) tentang proyeksi ekonomi didapatkan data bahwa perekonomian Indonesia pada 2030 berada di peringkat lima terbesar dunia dan akan meningkat menjadi peringkat ke-4 dunia pada tahun 2050 di bawah Tiongkok, India dan Amerika," jelas Ramliyanto.
Prediksi tersebut perlu menjadi motivasi agar potensi demografi Jatim itu mampu menjadi pendorong perekonomian Indonesia mencapai peringkat ke-4 dunia pada tahun 2050. Untuk mencapai itu, menurut Ramliyanto, ada tiga tantangan yang harus dihadapi untuk pembangunan SDM.
Yaitu era disrupsi yang menuntut inovasi-inovasi dalam pengembangan kompetensi, era globalisasi yang menentukan standar kualitas SDM tidak hanya diukur dalam sekala lokal atau nasional tapi dalam skala global. Ketiga, pembangunan SDM harus dijalankan dengan mengikuti standar-standar internasional dan gig economy.
Sebab, kecenderungan anak-anak millenial saat ini telah berkembang untuk menjadi pekerja temporer (independent worker) yang tidak terikat dengan perusahaan tertentu. ”Pada pilar Visi Indonesia 2045, pembangunan SDM dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi prioritas utama,” ujar Ramliyanto.
Editor : Ali Masduki