SAMPANG, iNewsSurabaya.id - Dinas Komunikasi dan informatika (Diskominfo ) Kabupaten Sampang, Madura diduga memelihara tuyul digital. Mereka bertugas untuk menyerap anggaran publikasi tahun 2022.
Tuyul digital merupakan sebutan media abal-abal yang tidak jelas. Dana publikasi diserap melalui media tersebut untuk mencairkan alokasi dana publikasi.
Dugaan keberadaan tuyul digital ini disampaikan Ketua Persatuan Jurnalis Sampang (PJS), setelah melakukan investigasi dan kajian PJS menemukan adanya kejanggalan aliran dana tersebut.
Ketua PJS, Fariz Reza Malik menduga ada oknum Diskominfo yang sengaja memelihara tuyul digital atau sebutan bagi media abal-abal untuk menyerap anggaran.
"Kami menduga oknum Diskominfo sengaja memelihara media yang tidak kita diketahui, tetapi mendapatkan bancaan dana publikasi dari DBHCHT," ujarnya Kamis (2/11/2023).
Ia pun menyebut, PJS juga menemukan banyak permasalahan di tubuh Diskominfo Sampang terkait aliran dana publikasi DBHCHT. Hal itu setelah dilakukan kajian yang kemudian disandingkan dengan hasil temuannya.
"Salah satu yang diduga bermasalah adalah Radio Suara Sampang dapat kucuran DBHCHT Rp87 juta, dan tuyul digital menyerap anggaran puluhan juta rupiah," katanya.
Faris meminta polisi segera mengungkap siapa dalang di tubuh Diskominfo Sampang yang bermain tentang DBHCHT 2022. Karena ada dugaan bermasalah dalam pencairan anggaran tersebut.
"Laporan PJS sekarang masih di tahap penyelidikan, semoga saja segera selesai dan oknum tersebut bisa bertanggung jawab sesuai dengan perbuatannya," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Sampang, Amrin Hidayat, menyatakan bahwa pihaknya tidak tahu tentang dugaan tuyul digital. Sebab, ia belum menjabat sebagai Kepala Diskominfo Sampang pada 2022.
"Kalau DBHCHT 2022 lalu dan tentang tuyul digital saya tidak tahu, saya belum menjabat Kadis,"katanya
Editor : Arif Ardliyanto