SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah Front Ketuhanan Yang Maha Esa (OPSHID FKYME) meresmikan 66 unit rumah gratis di seluruh Indonesia Raya. Program ini bernama Rumah Syukur Layak Huni tersebut sekaligus untuk mensyukuri Hari Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ke - 95.
Angka 66 unit ini merupakan rekor terbanyak organisasi, sepanjang sejarah berjalannya program santunan Rumah Layak Huni oleh OPSHID, sejak tahun 2008. Dikomandoi langsung oleh Pimpinan dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat OPSHID (DPP OPSHID), M. Subchi Azal Tsani atau akrab disapa Mas Bechi, OPSHID meraih capaian luar biasa pada momen Sumpah Pemuda Tahun ini.
66 unit rumah tersebut diserahterimakan dalam acara Tasyakkuran Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ke - 95, Sabtu 28 Oktober 2023. Acara seremonial dilangsungkan di kawasan Pesantren Majma’al Bachroin Chubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah, Losari, Ploso, Jombang.
“Pada Tasyakkuran Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ke - 95 ini OPSHID diantaranya mengadakan pembangunan 66 unit Rumah Syukur," ungkap Mulyono, sekretaris DPP OPSHID.
Dalam semangat Sumpah Pemuda ini, menurut Mul, diungkapkan dengan pembangunan 66 unit rumah tersebut, karena OPSHID ingin membangun jiwa Bangsa Indonesia.
“Spirit dari pembangunan rumah ini tentu kita ingin membangun jiwa. Kita bisa lihat kehidupan masyarakat seringkali dipandang sebelah mata. Kami ingin saudara-saudara kita merasakan kemerdekaan dan perlakuan yang sama," terangnya.
Dalam kurun waktu kurang dari 40 hari, OPSHID telah menyelesaikan sebagian besar pembangunan rumah tersebut, terhitung sejak peletakkan batu pertama serentak pada 17 September 2023. Selain waktu yang cepat, pembangunannya pun menggunakan material terbaik.
Bukan ‘kaleng-kaleng’. Berbeda dengan program bedah rumah pada umumnya yang hanya merenovasi sebagian rumah, program Rumah Syukur Layak Huni membongkar total rumah yang tidak layak huni, dan dibangun kembali, 100 persen gratis. Baik material, tenaga kerja, konsumsi dan operasional, semua ditanggung oleh OPSHID.
Proyek Rumah Syukur ini non-politik dan tidak memandang ras, suku, maupun agama. Penentuan penerima Rumah Syukur tidak didasarkan kepada apakah dia murid Shiddiqiyyah atau bukan, bahkan ada penerima yang berasal dari agama lain.
“Rumah Syukur ini untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memang membutuhkan, tidak hanya Shiddiqiyyah”, jelas Mulyono. “Malah presentasi penerima dari warga Shiddiqiyyah hanya 5%”
Mega proyek yang dilaksanakan dalam waktu relatif singkat ini, didanai oleh kemandirian serta gotong royong pemuda Shiddiqiyyah dan warga Shiddiqiyyah. Selain itu, pembangunan juga ditunjang oleh perusahaan rokok rintisan Mas Bechi, PT. Sehat Tentrem Jaya Lestari.
“Sumber dana utamanya dari teman-teman OPSHID, dan dukungan dari organisasi di lingkungan Shiddiqiyyah," terang Mul.
Pada acara Tasyakkuran ini hadir juga salah satu penerima Rumah Syukur, yaitu Anjelika Wulandari yang berasal dari Kab. Semarang.
“Saya dibangunkan rumah. Sebelumnya saya tidak punya rumah. Saya numpang di tempat Pakdhe," tutur Wulan yang rumahnya dibangun total dari awal sampai selesai.
Setelah itu Wulan mengungkapkan rasa syukurnya karena telah dibangunkan rumah. “saya senang, bersyukur banget. Berterima kasih ke OPSHID dan Shiddiqiyyah. Semoga ini bermanfaat bagi yang menerima dan yang membuat, dan semoga OPSHID ke depannya lebih maju," ucapnya.
Peristiwa Sumpah Pemuda dan Lahirnya Lagu Kebangsaan Indonesia Raya ini memang dihimbau supaya disyukuri oleh Mursyid Thoriqoh Shiddiqiyyah, Kyai Moch. Mukhtar Mu’thi, Syekh Mukhtarulloh Al Mujtabaa. Itulah ajaran Shiddiqiyyah. Dan Mas Bechi sebagai Ketua Umum OPSHID senantiasa memimpin OPSHID untuk menjadi garda terdepan dalam menjalankan program-program Shiddiqiyyah.
Editor : Ali Masduki