Bak menebus dosa, para nelayan pesisisir Kampung Mutus gegap gempita, bergotong royong, menata kembali halaman rumah dengan membuat kebun-kebun demi keberlangsungan hidup.
Sebagaimana diketetahui, secara ekologi, ekosistem terumbu karang berfungsi sebagai penyangga bagi kehidupan biota pesisir dan lautan. Terumbu karang merupakan lingkungan yang sangat kaya akan keanekaragman hayati. Selain itu juga sebagai pelindung pantai dari abrasi akibat terpaan arus, angin, dan gelombang.
Terumbu karang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan. Seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor kuning, batu karang, pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya.
Suasana gotong royong dalam membangun kembali halaman rumah itu bisa dilihat di Kampung Mutus. Bagi masyarakat pesisir, laut adalah halaman rumah.
"Kapal laju amat laju, ular lari lurus," begitu yel-yel penyemangat masyarakat Kampung Mutus memulai aktifitas bersama.
Diringin canda tawa dan raut wajah penuh gairah, masyarakat adat di Distrik Waigeo Barat, Raja Ampat, Papua Barat itu memungut satu per satu batu-batu karang mati yang berserakan didasar laut.
Sungguh atraksi yang menakjubkan. Hanya berbekal kacamata selam, mereka mampu beraktifitas dikedalaman sekitar 5 meter. Mereka menyelinap disela-sela terumbu karang, mencari batu yang tercecer.
Batu-batu karang mereka kumpulkan dititik yang sudah disepakati. Alhasil, hanya dalam waktu kurang dari 3 jam, batu-batu karang itu sudah menjadi kebun karang yang indah.
Editor : Ali Masduki