JAKARTA, iNewsSurabaya.id - Nayla (18) tak bisa menyembunyikan sukacitanya saat bertemu Siti Atikoh Supriyanti. Semalaman, Ia menyiapkan lukisan khusus yang disiapkan untuk istri calon Presiden 2024, Ganjar Pranowo itu.
Momen itu terekam saat Atikoh memenuhi undangan Komunitas Disabilitas Tunarungu Indonesia (KDTI) di BUMI Pospera, Cipinang, Jakarta Timur, Minggu (3/12/2023). Atikoh hadir dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional.
Atikoh disambut beragam tarian daerah yang dibawakan oleh anak-anak disabilitas. Istri Ganjar Pranowo itu tampak akrab dan meladeni tiap teman tuli yang menghampirinya untuk berfoto. Ia tampak tak kesulitan dan menyesuaikan diri dengan bahasa isyarat.
Usai penampilan tari, Atikoh diajak berkeliling melihat berbagai kegiatan yang dikerjakan oleh penyandang disabilitas di komunitas tersebut. Di situlah momen Atikoh bertemu Nayla, pelajar tuna rungu yang pandai melukis.
Nayla yang telah menantikan kedatangan Atikoh, tak henti melompat dan menunjukkan antusiasmenya. Di belakangnya, terpampang dua lukisan gambar Ganjar dan Atikoh.
"Ibu ini anak saya, Nayla, ya Allah senang banget dia dari semalam sudah melukis ini bu," ujar ibunda Nayla.
Nayla dengan bahasa isyarat, memberitahu Atikoh bahwa Ia senang bertemu Atikoh. Lukisan di kanvas besar bergambar Atikoh, dibuat mulai pukul 10.00 WIB tadi.
"Jadi dia ini ngelukis semalaman bu, tapi lukis Pak Ganjar dulu karena katanya mau datang, tapi tadi dikasih tahu yang datang ibu, dia langsung bikin di sini," ujar Nayla diterjemahkan sang ibunda.
Atikoh spontan memeluk Nayla usai mendengar penjelasan sang ibunda. Usai saling balas peluk, Nayla menyodorkan lukisan lain bergambar Atikoh, Ganjar dan Alam di kanvas berukuran lebih kecil.
"Terima kasih lukisannya ya, nanti disampaikan juga ke Mas Ganjar soalnya ini lagi di luar kota. Terima kasih ya Nayla, lukisannya bagus banget," ucap Atikoh dengan bahasa isyarat.
Atikoh mengatakan, setiap individu punya potensi yang bisa dikembangkan. Sehingga ke depan, pembangunan yang ada di Indonesia tidak akan meninggalkan siapapun.
"Jadi pembangunan yang ada di Indonesia itu memang seharusnya no one left behind, ada kesetaraan semua memiliki hak yang sama untuk mengakses pendidikan, infrastruktur dan bagaimana mereka bisa melakukan aktivitas ekonomi dan sosial," tegasnya.
Editor : Arif Ardliyanto