JAKARTA, iNewsSurabaya.id - Dibalik kematian tragis balita HZ (3) yang dibanting oleh RS (29), terungkap motif yang mengerikan. Pelaku, kekasih dari saudara perempuan korban, merasa terganggu oleh tangisan HZ ketika hendak berhubungan intim dengan tante korban, SA (17).
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leonardus Simarmata, menjelaskan bahwa RS menyiksa HZ sejak November 2023, karena merasa terganggu oleh tangisan dan permintaan korban yang sering rewel. Tindakan kekerasan fisik, seperti menyundut dengan rokok, membanting, memukul, dan mencekik leher, dilakukan oleh RS secara berulang.
Korban, yang dititipkan kepada tante SA karena ibunya bekerja di luar negeri sebagai TKW, akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif. Pelaku RS saat ini ditahan dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Orang tua korban berharap pelaku dihukum mati, sementara masyarakat dikejutkan oleh kekejaman yang terjadi di rumah kontrakan Batu Ampar, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur. Kasus ini menjadi sorotan tajam terkait perlindungan anak dan menimbulkan keprihatinan atas keamanan anak-anak yang harus dijaga dengan lebih baik di lingkungan rumah.
Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leonardus Simarmata, mengatakan HZ dititipkan kepada tantenya, SA, lantaran ibundanya tengah pergi bekerja ke luar negeri sebagai TKW.
"Korban HZ, saksi SA dan tersangka RS tinggal satu rumah (di rumah kontakan) layaknya suami istri," jelas Leo kepada awak media, Sabtu (16/12/2023).
Kemudian saat tinggal satu rumah tersebut, RS tak tahan mendengar tangisan HZ yang rewel meminta sesuatu kepada tantenya, SA. Karena dinilai menggangu terutama saat hendak berhubungan intim, RS pun menyiksa HZ dengan kekerasan fisik.
"Karena alasan korban HZ sering rewel dan mengganggu hubungan asmara antara tersangka RS dan saksi SA, maka tersangka sering melakukan kekerasan fisik dan penganiayaan terhadap korban HZ," jelas Leo.
Leo melanjutkan, RS menyiksa korban sejak November 2023, dimana korban HZ mulai dititipkan kepada SA. Hingga Desember itu lah, RS menyiksa dengan berbagai macam penyiksaan hingga korban mengalami luka parah.
"Tersangka sering melakukan kekerasan fisik dan penganiayaan terhadap korban HZ dengan cara menyundut dengan rokok, membanting, memukul dan mencekik leher korban yang mengakibatkan korban menderita luka luar dan dalam," tutur Leo.
Diketahui, saat ini HZ yang sudah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, telah meninggal dunia pada Jumat malam (15/12/2023). Korban akan segera dikebumikan dan orang tua berharap pelaku segera dihukum mati.
Sebelumnya, Kanit PPA Polres Metro Jakarta Timur IPTU Sri Yatmini mengatakan Pria pelaku pembanting balita berinisial RS (3) hingga patah leher di Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur, kini telah mendekam di ruang tahanan Polres Metro Jakarta Timur. Pelaku disangkakan dengan sejumlah pasal dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
"Pelaku disangkakan pasal 76 C undang-undang nomor 35 tahun 2014 dengan pasal 80 ayat 3 tentang penganiayaan anak dan terancam hukuman 15 tahun penjara,” lugas Sri.
Editor : Arif Ardliyanto