get app
inews
Aa Text
Read Next : Pegiat Lingkungan Surati Ketua KPU RI Soal Debat Capres 2024

Bromat pada AMDK dan Dampaknya Bagi Tubuh

Senin, 18 Desember 2023 | 19:16 WIB
header img
AMDK yang diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan tahun 70 an, menjadi alternatif kebutuhan air minum yang bersih dan sehat. Foto/Ilustrasi

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Air Minun Dalam Kemasan atau yang sering disingkat AMDK telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Terutama masyarakat urban atau perkotaan yang memiliki akses air minum bersih yang terbatas. 

AMDK yang diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan tahun 70 an, menjadi alternatif kebutuhan air minum yang bersih dan sehat, karena selain memiliki kandungan zat yang dibutuhkan tubuh dan juga telah melalui proses produksi yang menjamin kualitasnya. 

Meski demikian, masyarakat  tetap perlu teliti dalam memilih dan mengkonsumsi AMDK mengingat terdapat berbagai jenis AMDK dengan berbagai klaimnya. 

Masyarakat tetap perlu mengetahui dan mengenal zat-zat yang terdapat dalam AMDK dan memastikan kadar zat-zat tersebut tidak melebihi ambang batas yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Salah satu zat yang diatur ambang batasnya adalah senyawa bromida

Kekuatiran terhadap adanya kandungan bromida pada air kemasan terus meningkat dari tahun ketahun seiring dengan temuan yang mengejutkan terkait kadar bromate pada AMDK. 

Beberapa negara tercatat menarik produk AMDK karena kandungan bromat yang melebihi ambang batas yang telah ditetapkan otoritas keamanan setempat.  

Food and Drug Administration Amerika Serikat menetapkan tingkat yang diperbolehkan untuk bromat dalam air kemasan adalah 0,010 miligram per liter. 

Tahun 2019, Otoritas Makanan & Obat Saudi Arabia (SFDA) telah memperingatkan konsumen untuk tidak mengonsumsi air kemasan dengan merek Amana yang diproduksi oleh Pabrik Air Minum Dalam Kemasan di Tiyadh, karena melebihi batas zat bromat yang diperbolehkan. Terakhir negara bagian Florida, pada Juli lalu menarik 300.000 botol AMDK Blue Triton. 

Bromat biasanya tidak ditemukan secara alami dalam sumber air atau pada bahan baku air, namun terbentuk saat proses disinfeksi yang dapat akan menimbulkan produk samping disinfeksi (disinfection by product atau dbp. Salah satu zat yang digunakan dalam proses desinfeksi adalah ozon, sehingga prosesnya disebut ozonisasi. 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut