Kedekatan dengan Cendana tak terbendung ketika Soeharto merestuinya langsung sebagai Panglima ABRI menggantikan Jenderal TNI M Jusuf. Terdapat cerita menarik bagaimana Soeharto menginginkan Benny untuk memegang tongkat komando tertinggi ABRI.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan, ketika memutuskan Benny sebagai Panglima, Soeharto menggunakan caranya yang sangat khas: kalem dan halus. Maksudnya, Soeharto tak langsung menyebut nama Benny sebagai penerus Jusuf, melainkan dengan kode tertentu.
Saat disodorkan tiga nama jenderal bintang tiga: Himawan Susanto, Yogie S Memet dan Soesilo Sudarman, penguasa Cendana itu justru mencari 'anak emas'-nya.
“Benny ada di mana sekarang?” tanya mantan Pangkostrad itu, ditulis Prabowo dalam buku biografinya ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’.
Pertanyaan ini jelas sebuah sinyal. Dalam pandangan Prabowo, tidak mungkin Pak Harto tidak tahu di mana Benny Moerdani berada.
Adapun Jusuf mengakui dirinya semula tak merekomendasi Benny sebagai calon Pangab. Bukan apa-apa, ahli intelijen itu baru bintang dua, tak pernah jadi pangdam, juga belum pernah mengenyam pendidikan Seskoad.
Apa lacur, Soeharto bergeming. Tidak hanya dipasrahi jabatan Pangab, Benny juga diplot sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib).
Siapa pun tahu, Kopkamtib semula dibentuk Harto untuk membersihkan sisa-sisa PKI. Tapi, lembaga ini lama-lama menjadi ‘organisasi super’ dan acap diidentikkan sebagai tameng Soeharto untuk membabat semua gerakan/tindakan yang berlawanan dengannya.
Editor : Arif Ardliyanto