MALANG, iNewsSurabaya.id - Terungkap, kematian tragis pemuda berinisial MA (24) yang melompat ke Sungai Brantas, Malang, memiliki latar belakang yang memilukan. Jenazah berinisial MAS (24), merupakan seorang mahasiswa PTN di Kota Malang yang terjerat permasalahan skripsi.
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat, menjelaskan hasil penyelidikan yang mengungkapkan peristiwa tragis ini pada Selasa sore (9/1/2024).
Dalam kejadian yang menyedihkan ini, MAS terlihat sebagai korban dari tekanan akademis yang berat.
"Awalnya kita enggak tahu itu Mr. X setelah itu kita laksanakan identifikasi oleh tim Inafis Polres Malang Satreskrim, ternyata sidik jari mayat identik dengan sidik jari MAS," ucap Gandha Syah Hidayat, ditemui di Mapolres Malang, pada Selasa sore (9/1/2024).
MAS sendiri dilaporkan oleh pihak keluarga hilang sejak Minggu 7 Januari 2024, usai sempat kabur dari rumah. Aksi kabur dari rumah MAS terekam oleh kamera CCTV pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.01 WIB.
"Yang jelas hari Minggu MAS ini hilang, dia mulai meninggalkan rumah itu dari 6 Januari, tercatat dari CCTV itu jam 3.01 WIB, dengan cara memanjat pagar rumah dan langsung pergi dari rumah," tuturnya.
Berdasarkan keterangan keluarga dan sejumlah saksi yang dimintai keterangan, didapati MAS memang cukup tertutup dan terkenal memiliki persoalan di penyelesaian skripsi, sebagaimana pernah bercerita ke kakak korban.
"Yang bersangkutan diketahui introvet (tertutup dan pendiam), (memiliki permasalahan) skripsi tidak selesai, keluar rumah lompat pagar, (penyebab bunuh diri), bukan karena putus cinta," terangnya.
Sebelumnya jasad MAS ditemukan oleh seorang nelayan di Sungai Brantas, aliran Dusun Cungkal, Desa Sumberpetung, Kecamatan Kalipare, pada Senin pagi. Saat ditemukan kondisi jenazah sudah dalam kondisi membusuk, kendati masih utuh dan ditemukan beberapa luka lebam diduga akibat benturan dengan bebatuan di sungai.
Saat diidentifikasi di RSUD Kanjuruhan, korban diketahui berinisial MAS (24) warga Perumnas II Kelurahan Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Jasad kemudian dibawa oleh pihak keluarga tanpa proses autopsi.
Editor : Arif Ardliyanto