Sampah Impor Kian Memprihatinkan, Pegiat Lingkungan Cilik Ini Surati Presiden Joko Widodo

Aktivis asal Desa Krajan, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik ini berharap pemerintah Indonesia tidak hanya mementingkan infrastruktur saja. Akan tetapi juga lebih memperhatikan lingkungan demi generasi penerus selanjutnya.
"Pabrik kertas di Indonesia membutuhkan sampah kertas yang bersih atau tidak tercampur untuk didaur ulang menjadi kertas, karton, koran,dan kardus. Pabrik kertas membeli sampah kertas dari luar negeri, karena sampahnya sudah di pilah sejak dari rumah," ungkap Aeshnina.
Namun sayangnya para negara eksportir seperti Amerika, Kanada, Australia dan negara-negara Eropa, menyelundupkan sampah plastik kotor kedalam sampah kertas yang akan dikirim ke Indonesia.
Setelah pabrik kertas mengambil sampah kertasnya, sampah plastik impor dibuang didesa-desa disekitar pabrik kertas.
Seperti di Desa Bangun Mojokerto yang menjadi tempat pembuangan sampah plastik impor terbesar di Jawa Timur. Disana, penduduk desa memilah sampah plastik impor yang laku dijual dan yang tidak laku dijual.
Editor : Ali Masduki