SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Harga beras naik mengakibatkan masyarakat harus berburu sumber pangan yang lebih terjangkau.
Sebagai pengganti makanan pokok, masih banyak beberapa bahan pangan lokal yang dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi ketika harga beras naik. Seperti halnya singkong, ubi jalar, jagung, talas, kentang, beras merah, dan beras ketan.
Ahli Gizi Unair Lailatul Muniroh menuturkan, meskipun beras merupakan makanan pokok yang telah lama melekat di kehidupan masyarakat, menurutnya karbohidrat alternatif tersebut merupakan karbohidrat kompleks yang memiliki ketahanan sumber energi lebih lama.
Tak hanya itu, lanjutnya, bahan pokok tersebut juga dapat menjadi sumber serat yang baik untuk pencernaan.
“Beras merah mengandung zat besi yang dapat membantu mencegah anemia. Ubi jalar dan talas mengandung beta-karoten yang penting untuk kesehatan mata. Kentang mengandung kalium yang membantu menjaga tekanan darah dan keseimbangan elektrolit,” sebutnya.
Selama ini masyarakat hanya mengenal tentang karbohidrat dalam beras saja, Lailatul menjelaskan bahwa karbohidrat terbagi menjadi dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.
“Karbohidrat sederhana adalah karbohidrat yang memiliki struktur molekul yang sederhana, sehingga mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Contohnya adalah gula, madu, sirup, dan buah-buahan," ujarnya.
Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang memiliki struktur molekul yang kompleks, sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dan diserap oleh tubuh. Contohnya adalah nasi, roti, kentang, singkong, jagung, gandum, oatmeal, dan kacang-kacangan.
Lebih lanjut, Ahli Gizi Unair itu menyarankan untuk memilih sumber karbohidrat kompleks daripada karbohidrat sederhana, karena karbohidrat kompleks memberikan energi secara bertahap.
“Karbohidrat sederhana dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang cepat, sehingga memicu pelepasan insulin secara tiba-tiba dari pankreas untuk mengatur kadar gula darah. Ini dapat menyebabkan rasa lapar yang cepat, penurunan energi, dan penimbunan lemak,” jelasnya.
Editor : Ali Masduki