Sementara itu, Asep banyak menjelaskan teknis pelaksanaan penelitian di satker jajaran nantinya. Pria yang punya pengalaman sepuluh tahun menjadi pembina taruna itu mengatakan bahwa terdapat perbedaan budaya antara pemasyarakatan terdahulu dengan terkini.
"Zaman dulu, pegawai yang diberikan amanah untuk menjadi pembina kegiatan pertanian misalnya, mereka sangat mendalami perannya sebagai pembina tani. Tapi kalau sekarang beda, metode belajar dan keahlian justru dimiliki langsung oleh warga binaan melalui pembina yang tersertifikasi," terangnya.
Sebanyak 44 taruna dari Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip) Angkatan ke-55 telah memulai perjalanan mereka dalam menjalankan program Tri Dharma Perguruan Tinggi. Foto iNewsSurabaya/ist
Asep juga mengingatkan agar para Taruna tidak mengambil jarak dengan obyek penelitian. "Pelajari sebanyak-banyaknya, berikan masukan dan dampak sebesar-besarnya," tegasnya.
Sedangkan Rochim mengatakan bahwa untuk memastikan pelaksanaan penelitian berkualitas, pihaknya telah menunjuk pendamping atau pembimbing untuk setiap taruna.
"Sehingga nantinya taruna akan lebih mudah dalam melakukan penelitian di lapangan," ujar Rochim.
Kegiatan ini adalah bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui penelitian. Juga diharapkan dapat meningkatkan kompetensi taruna dengan pemahaman lingkungan tugas. Selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme taruna dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama melaksanakan Pendidikan di Politeknik Ilmu Pemasyarakatan.
Editor : Arif Ardliyanto