get app
inews
Aa Text
Read Next : Perairan Tercemar Mikroplastik, Pelajar di Banyuwangi Jadi Detektif Sungai

Pegiat Lingkungan Ungkap Lima Perusahaan Pencemar Teratas Kemasan Saset

Rabu, 01 Mei 2024 | 10:56 WIB
header img
Pegiat lingkungan yang tergabung dalam jaringan gerakan Break Free From Plastic (BFFP) melakukan audit merk berfokus pada sampah kemasan saset. Foto/Ecoton

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Sepanjang Oktober 2023 hingga Februari 2024, pegiat lingkungan yang tergabung dalam jaringan gerakan Break Free From Plastic (BFFP) melakukan audit merk berfokus pada sampah kemasan saset. 

Terdapat 25 organisasi di 50 titik yang tersebar di 4 Negara yaitu Indonesia, Filipina, Vietnam, dan India. 

Sejak tahun 2018, jaringan gerakan Break Free From Plastic konsisten melakukan audit merk sampah kemasan yang telah mencemari lingkungan untuk mendorong tanggung jawab dan komitmen produsen atas sampahnya. 

Kemasan saset menawarkan kenyamanan dan harga murah, secara global, saset terjual per tahun kurang lebih sebanyak 855 Milyar. 

Namun, sampah saset menjadi beban lingkungan karena karakter kemasannya yang fleksibel terdiri dari berbagai jenis plastik dan lapisan foil membuatnya sulit untuk dikelola dan didaur ulang oleh sistem pengelolaan sampah. Seringnya, saset berakhir di TPA dan mencemari badan-badan air seperti sungai, hingga pantai. 

Di Indonesia, jaringan masyarakat sipil yang terdiri dari Greenpeace Indonesia, Ecoton, Walhi, Trash Hero Indonesia, dan YPBB melakukan brand audit di 34 titik lokasi audit dengan saset yang terkumpul sebanyak 9.698. 

Hasilnya, terdapat 5 produsen pencemar saset terbanyak, yaitu,  Wings (1251), Salim Group (672), Mayora Indah (629), Unilever (603), PT Santos Jaya Abadi (454). 

“Tingkat keresahan kita terhadap sampah plastik khususnya kemasan saset semakin mendalam dengan temuan audit merek saset," kata Alaika Rahmatullah, Koordinator Audit Merek Ecoton.

Ia bilang, ketika nama-nama produsen yang sama terus muncul kembali memperlihatkan sebuah paradoks yang menggelisahkan. 

"Tidak hanya melihat jumlahnya, tetapi tentang bagaimana tanggung jawab produsen terhadap dampak lingkungan dari kegiatan bisnis mereka," ujarnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut