Khofifah pun menyebutkan kondisi dunia global saat ini yang banyak peperangan, banyak konflik, dan banyak yang permasalahan yang menimbulkan perpecahan. Bahkan banyak tokoh-tokoh berkemampuan otak yang cerdas yang terlibat di dalamnya.
Hal itu menggambarkan bahwa orang yang berintelektual tinggi, ketika tidak memiliki kemampuan afektif yang terasah, bukan tidak mungkin merasa baik-baik saja ketika melakukan hal yang destruktif.
“Maka mengasah kemampuan afektif anak juga penting. Agar mereka memiliki empati, memiliki kejujuran, dan juga sensitifitas menjadi yang harus juga diasah oleh seorang guru pada siswanya,” tuturnya.
Di akhir, Khofifah juga menitipkan pesan pada guru-guru se Bakorwil Madiun yang meliputi Madiun, Ponorogo, Kediri, Tulungagung dan Pacitan untuk terus mengajarkan nilai nilai perdamaian dan persatuan pada para siswa.
“Saat ini merawat persatuan dan perdamaian sangat penting untuk dilakukan. Maka saya titip pesan agar anak-anak kita selalu aktif membangun kerukunan, menyemai perdamaian, dan menjauhkan diri dari sifat yang suka mendiskriminasi. Bahwa kita semua sama warga bangsa, bahwa yang membedakan jika kita Islam adalah kualitas ketaqwaan di hadapan Allah SWT,” ujar Khofifah.
Sebagaimana diketahui, selama memimpin Jatim, begitu banyak prestasi. Mulai dari Jatim menjadi daerah dengan penerimaan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tertinggi di Indonesia selama empat tahun berturut-turut. Baik yang jalur tanpa tes maupun dengan tes.
Tidak hanya itu, Jatim juga berhasil menjadi juara Umum Olimpiade Sains Nasional tiga tahun berturut-turut sejak 2020 sampai 2022, kemudian Jawa Timur juga menjadi Juara Umum Lomba Kompetisi Siswa (LKS) SMK Nasional XXXI Tahun 2023.
“Terus kejar prestasi akademik itu sangat penting. Namun membangun generasi Jatim yang berakhlakul karimah juga tak kalah pentingnya,” pungkas Khofifah.
Hadir dalam forum ini, 400 orang guru dari cabang dinas pendidikan wilayah Madiun, 400 orang guru dari cabdin Ponorogo, 400 orang dari cabdin Kediri, 300 orang guru dari cabdin Tulungagung, dan 100 orang guru dari cabdin Pacitan.
Editor : Ali Masduki