SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Juri lomba maskot Pilkada 2024, Wahyu Kokkang, mengingatkan kepada calon peserta bahwa ada syarat utama agar karya yang dikirimkam bisa lolos seleksi dan memangkan lomba.
Selain orisinil dan belum pernah diikutkan dalam lomba serupa, karya yang nantinya dikirim ke panitia lomba maskot KPU Surabaya tidak terjebak pada visual belaka.
Kartunis ini menyebut, sejauh ini masih banyak peserta yang belum memahami peruntukkan maskot. Banyak yang masih menggambarkan apa yang tampak di layar. Padahal maskot nantinya bakal digunakan untuk berbagai model sosialisasi Pilkada 2024.
"Maskot nantinya akan dibikin boneka, badut dan lainnya," tuturnya dalam acara Media Briefing Lomba Pembuatan Maskot, Mars, Jingle Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Surabaya Tahun 2024, di kantor KPU Surabaya, Jawa Timur, Rabu (08/5/2024).
Subairi, Komisioner KPU Kota Surabaya Bidang Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM (kiri) berbincang dengan kartunis Wahyu Kokkang (kanan). Foto: iNewsSurabaya.id/Ali Masduki
Untuk itu Wahyu Kokkang berharap, para peserta lomba maskot juga memikirkan sedari awal supaya gambar maskot mudah di aplikasikan ke berbagai bentuk.
Belajar dari sejumlah maskot yang sudah ada, seperti maskot piala dunia Qatar, meskipun maskot sangat bagus ditampilkan dalam bentuk animasi akan tetapi saat diaplikasikan ke boneka butuh alat bantu lain.
"Jadi kita harapkan peserta menyadari bahwa maskot ini bukan hanya di cetak dalam flayer atau poster, tapi juga dibikin 3 dimensinya dalam bentuk badut dan lainnya," ujarnya.
Wahyu Kokkang menambahkan, peserta lomba maskot nantinya juga akan diminta menyerahkan tampilan maskot tampak depan, tampak samping dan belakang. Hal itu untuk memudahkan pihak perajin saat merakit maskot.
"Maskot dikirim lewat email, kita tidak menerima lagi karya-karya dalam bentuk kertas," tutupnya.
Editor : Ali Masduki