KEDIRI, iNews.id – Alas Simpenan Kediri memiliki kisah memilukan bagi korban pemerkosaan bapak kandung berinisial ZA. Korban harus meratapi nasibnya, mengembalikan mental dan derita seumur hidup.
Sebenarnya, Alas Simpenan merupakan lokasi wisata yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan RI.
Dari sisi sejarahnya, kawasan ini sudah ditetapkan sebagai hutan lindung sejak era kolonial Belanda tahun 1911. Sedangkan dari cerita masyarakat sekitar, hutan ini disebut Alas Simpenan karena zaman dulu konon digunakan sebagai tempat menyimpan barang hasil upeti di masa kerajaan.
Hutan ini juga menjadi rumah berbagai jenis satwa, di antaranya, kalong, kijang, tupai, kadal, kancil, walang kopo, elang, rangkok, sesap madu, burung hantu, burung bubut, dan bunglon.
Sedangkan jenis tanaman yang dapat ditemui di Hutan Simpenan antara lain anggrek tanah, kemiri, maduh, bendo, bayur, epeh, ipik, aren, nyampoh, pasang, gondang, rao, berasan, kedoya, tutup, serut, rotan, dan sri rejeki.
Zaenap, pemilik warung di sekitar Alas Simpenan mengatakan, dirinya sudah lama berada di Alasan Simpenan. Ia menetapkan untuk berbisnis dengan berjualan disekitar hutan. Meski demikian, ia tidak hanya berjualan, namun menyisakan makanan seperti pisang yang akan dibagi ke kera-kera yang berada di sana.
“Meskipun dagangan saya laris, saya selalu menyisakan beberapa buah pisang untuk para monyet,” kata perempuan yang akrab disapa Mak Nap ini.
Dia menambahkan, para monyet itu sangat berharap mendapat makanan dari wisatawan. Memberi makan kera-kera menjadi salah satu upaya menjaga ekosistem. Hal yang lebih penting, mencegah monyet itu keluar dari hutan dan tidak masuk ke permukiman.
Bukan hanya Mak Nap saja, masyarakat sekitar juga menyadari betul pentingnya keberadaan Alas Simpenan. Dulunya terdapat jalan aspal yang membelah hutan. Lintasan itu menghubungan Desa Satak dengan Desa Manggis. Namun, pada tahun 2014, pemerintah, perhutani, dan warga sepakat menutup jalur yang sudah digunakan sejak era Belanda itu.
“Jalan lama terpaksa ditutup karena sering membahayakan satwa, sering ada hewan seperti monyet dan ular yang tidak sengaja terlindas,” kata Mbak Nap.
Mbak Nap juga menambahkan, keberadaan hutan Simpenan menjadi salah satu sandaran ekologi di kawasan kaki Gunung Kelud. Ketika terjadi hujan besar di gunung yang berpotensi menyebabkan banjir bandang, wilayah seperti Desa Manggis dan kawasan permukiman disekitarnya akan terselamatkan karena dilindungi pepohonan besar Cagar Alam Alas Simpenan.
Lokasi ini sangat bagus untuk wisata alam, karena ekindahan alam yang masih alami. Setiap anak yang diajak ke sana pasti merasa senang, karena bisa melihat secara langsung hewan-hewan. Namun keindahan alam ini sirna bagi korban pemerkosaan bapak kandung. Ia harus menderita seumur hidup karena nafsu yang tak terkendali sang bapak.
Editor : Arif Ardliyanto