Logo Network
Network

Dikenalkan Aplikasi, Kader Kesehatan Surabaya Rame-Rame Ingin Mundur

Arif Ardliyanto
.
Sabtu, 26 Februari 2022 | 19:58 WIB
Dikenalkan Aplikasi, Kader Kesehatan Surabaya Rame-Rame Ingin Mundur
Kader kesehatan di Surabaya ingin mengundurkan diri karena dikenalkan aplikasi

SURABAYA, iNews.id – Keinginan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya untuk melakukan pembenahan tak mulus. Kader-kader kesehatan yang akan dijadikan Kader Surabaya Hebat ditentang pelaku kader di Kupang Gunung Jaya.

Susiati kader kesehatan RT 06 RW 07 Kupang Jaya mengatakan, dulu sebelum ada kabar kenaikkan insentif menjadi Rp 400 ribu tiap bulan, mereka merasa sudah sejahtera dan nyaman, serta ikhlas menjalankan tugas. Meski insentifnya Rp 28 ribu setiap minggu.

"Sekarang dijanjikan insentif naik menjadi Rp 400 ribu, tapi kerjanya seperti dipecuti. Banyak link-link (aplikasi) yang harus dikerjakan yang bikin bingung. Banyak kader yang belum paham" katanya.

Ia menambahkan, belum lagi adanya peraturan bahwa tiap RT dengan jumlah penduduk 200 Kepala Keluarga (KK) kebawah, hanya di isi oleh 3 kader.  "Bisa ta seperti itu kita melakukannya. Opo ga botak kepala. Kalau kebijakan ini diteruskan monggo, tapi saya tak mundur alon-alon saja," tegasnya.

Sementara itu, Anis Arianti, kader kesehatan RT 01 RW 06 juga merasa dengan pemangkasan kader di tiap RT. "Ditempat saya kader ada 9 orang.  Informasi yang kita dapat, kalau warga kurang dari 200 KK kadernya 2. Nah misalnya kalau ada kegiatan posyandu yang serentak itu kan satu hari harus sudah selesai. Apakah ini bisa kalau layanan posyandu hanya 2 kader. Dengan jumlah balita 20 sampai 50," terangnya.

Anis mengaku senang ketika mendapat kabar ada penambahan insentif. "Tapi kan juga harus dilihat kemampuan kita. Kebanyakan. kader inikan ibu-ibu. Ketika kita selesai menjalankan fungsi sebagai ibu rumah tangga baru kemudian menjalankan tugas posyandu. Sampai jam berapa selesainya kalau seperti ini," tandasnya.

Anis menceritakan, kalau sudah lama dirinya menjadi kader kesehatan, menggantikan ibunya. "Ukuran kita bukan insentif tapi pengabdian. Kita iklas meski diberi insentif 28 ribu. Maksud kami kalau insentif dinaikkan ya kondisinya seperti dulu. Mantik ya jobnya mantik, Posyandu ya posyandu. Meski tidak dinaikkan ga papa. tapi jobnya sendiri-sendiri," ucapnya.

Sedangkan Rahmawati kader kesehatan RT 05 RW 07, mengaku prihatin dengan adanya pemangkasan jumlah kader.

"Kita kemarin senang karena honor dinaikkan, kenapa terus ada pemangkasa. Kita kerjanya susah door to door. Ada teman kita yang karena ada kenaikkan insentif itu kemudian kredit HP sebagai penunjang kegiatan. Tapi sekarang malah dipangkas," ujarnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Berita iNews Surabaya di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.