Dengan kapasitas produksi yang meningkat, omzet usaha Agus diproyeksikan melonjak hingga 50%, dari Rp 2,52 miliar menjadi Rp 3,75 miliar per tahun. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kapasitas produksi yang signifikan, memungkinkan Agus untuk memenuhi permintaan pasar yang terus bertambah dari Gresik dan Surabaya Barat.
Dr. Rodhiyah, ketua tim pelaksana program, mengungkapkan kebanggaannya atas keberhasilan proyek ini. “Teknologi oven kerupuk yang kami kembangkan terbukti sangat efektif. Kami berharap UKM-UKM lain juga dapat mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan daya saing mereka,” ujarnya.
Dosen UWP Surabaya melihat proses pembuatan kerupuk uyel yang Produksinya meningkat. Foto iNewsSurabaya/ist
Program ini tak hanya terbatas pada pengembangan oven, tetapi juga mencakup pengadaan alat hand pallet untuk mempermudah pengangkutan bahan baku dan kerupuk. Alat ini menggantikan cara manual yang memerlukan banyak tenaga kerja, sehingga produksi berjalan lebih cepat, efisien, dan higienis.
Proyek ini didanai oleh Ditjen Dikti Ristek, Kemdikbudristek, yang mendukung pengembangan teknologi bagi UKM. Kolaborasi antara dunia akademik, pemerintah, dan pelaku usaha seperti ini diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui inovasi yang berkelanjutan.
Dengan keberhasilan proyek ini, tidak hanya sektor kerupuk, tetapi seluruh industri makanan di Indonesia berpotensi berkembang lebih pesat, baik di pasar lokal maupun nasional.
Editor : Arif Ardliyanto