get app
inews
Aa Text
Read Next : Dari Gang Dolly, Batik Maritim Surabaya Membuka Peluang Ekonomi Kreatif

Sumber Air Berkah, Lahan Pertanian di Madura ini Semakin Produktif

Selasa, 24 September 2024 | 14:45 WIB
header img
Kelompok petani lahan kering di Desa Petaonan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, memanen padi untuk kedua kalinya pada tahun ini. Foto/Pelindo Marine

BANGKALAN, iNewsSurabaya.id - Petani di Desa Socah, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur kini tidak lagi terkendala pengairan. Lahan pertanian mereka pun semakin produktif berkat "Sumber Air Berkah".

‘Sumber Air Berkah’ merupakan sebutan dari kelompok petani Dusun Peddes di Desa Petaonan. Para petani tersebut telah menerima manfaat Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupa instalasi air, yakni jaringan pipa distribusi sumber air tawar yang dibangun oleh PT Pelindo Marine Service atau Pelindo Marine tahun lalu.

Koordinator Bidang TJSL Kementerian BUMN, Fahrudin, bahkan datang meninjau langsung instalasi sumur bor, pompa listrik, tandon air, sekaligus mengikuti tasyakuran bersama kelompok petani. Ia didampingi oleh Departemen Head Program TJSL Pelindo, Febrianto Zenny Sulistyo, dan Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko Pelindo Marine, Lia Indi Agustiana, Selasa (24/9).

Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko Pelindo Marine Lia Indi Agustiana (kiri), Koordinator Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian BUMN Fahrudin (ketiga kanan), Department Head Program TJSL Pelindo Febrianto Zenny Sulistyo (kedua kanan), menyampaikan Bantuan Program TJSL pengembangan jaringan pipa distribusi air pada kelompok petani lahan kering di Desa Petaonan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Selasa (24/9). Foto/Pelindo Marine.

 

Alfarobi Hasan, perwakilan warga desa, dalam acara tasyakuran menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar Pelindo atas dukungan dan pendampingan yang sudah berjalan sejak 2023 lalu. Ia mengakui saat ini telah banyak perkembangan pada lahan kering yang semula hanya ditanami setahun sekali dan sisanya cuma menjadi tempat bermain untuk menerbangkan burung dara.

“Kini dengan adanya ‘Sumber Air Berkah’ dari Pelindo Marine telah menjadi lahan produktif. Semula panen padi hanya setahun sekali, kini bisa 2 hingga 3 kali per tahun untuk panen padi. Bahkah sedang dicoba untuk ditanami komoditas jagung. Adanya surplus hasil panen telah membuka mata petani. Bahwa hasil produksi bisa menjadi barang ekonomi untuk menambah penghasilan keluarga dan harapannya dapat membantu biaya pendidikan anak,” ungkapnya.

Fahrudin, di sela menikmati hidangan lokal bersama petani, menyebutkan bahwa Program TJSL Pelindo Marine tersebut dikembangkan secara multidimensional. Berawal dari dukungan bidang lingkungan, yakni membangun sumur untuk menjadi solusi atas lahan kering. 

Kemudian berkembang meningkatkan hasil produksi pertanian yang membuat petani mulai berani berdagang untuk manfaat ekonomi. Hingga diharapkan memberikan dampak berkelanjutan, di antaranya pemanfaatan pendapatan tambahan tersebut untuk peningkatan pendidikan anak. 

“Ketiga dampak lingkungan, ekonomi (setara pengembangan Usaha Mikro dan Kecil), dan pendidikan tersebut sejalan dengan 3 bidang prioritas Program TJSL Kementerian BUMN. Harapannya skema dukungan ini dapat direplikasi untuk juga menjadi solusi di wilayah lain yang membutuhkan, sehingga tidak hanya berkelanjutan, tapi juga bisa meningkatkan skala kebermanfaatannya,” jelasnya.

Hal senada disampaikan oleh Febrianto Zenny Sulistyo, pertimbangan untuk meningkatkan dampak dan skala kebermanfaatan tersebut membuat Pelindo melanjutan dukungan pada ‘Sumber Air Berkah’ dengan pemasangan jaringan perpipaan. 

Dengan adanya ‘Sumber Air Berkah’ dari Pelindo Marine, lahan menjadi lebih produktif. Karena distribusi air akan meluas dari semula hanya mengairi sekitar 2 hektar lahan, menjadi berpotensi mengairi hingga 7 sampai 10 hektar lahan, sehingga juga meningkatkan jumlah petani penerima manfaat. Dari semula tak kurang dari 20 petani, menjadi sekitar 50 hingga 75 petani. 

"Semakin banyak petani yang terlibat, juga membuat beban biaya dan tenaga pengoperasian menjadi lebih ringan, karena dikelola dengan sistem gotong royong,” ungkapnya.
 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut