SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Keberadaan Generasi (Gen) Z mendapat perhatian serius dari Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur (Jatim). Pasalnya, generasi yang lahir dalam kurun tahun 1997 dan 2012 ini dianggap pemalas, kurang produktif dalam dunia kerja dan mudah menyerah.
Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai menilai, generasi Z kurang tangguh dalam menyiapkan diri menghadapi kehidupan. Termasuk kesiapan masuk di berbagai dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja. "Mereka kurang siap untuk itu,” katanya usai acara Millenial Entrepreneur Award 2024 di Graha ITS Surabaya, Selasa (22/10/2024).
Menyikapi kondisi tersebut, Dindik Jatim menyiapkan program bagi generasi ini lewat SMA double track. Di program ini, para siswa dibekali dengan berbagai kompetensi. Lulusan SMA double track, dirancang mampu untuk menjawab tantangan dunia kerja.
Mereka akan dibekali dengan aneka ketrampilan untuk berkembang menjadi mandiri, meski hanya lulusan SMA. Namun, meski mereka lulusan SMA tapi dibekali dengan kompetensi khusus.
"Semisal, kemampuan tata rias, tata boga, keterampilan elektronik, dan segala macam ketrampilan lain. Supaya pada saatnya nanti, mereka lulus di SMA bisa lebih siap untuk menghadapi dunia kerja," terangnya.
Menurut Pj Walikota Batu tersebut, lapangan pekerjaan sudah semakin sempit. Kondisi ini membuat para lulusan SMA sulit untuk masuk dunia kerja. Sementara untuk melanjutkan perguruan tinggi juga tidak bisa karena alasan ekonomi. "Dengan adanya kompetensi ini, mereka bisa secara mandiri untuk bekerja, meski hanya lulusan SMA,” tandasnya.
Program SMA double track, kata dia, merupakan jawaban dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Jatim. Program ini dianggap sukses untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran, karena siswa yang lulus langsung bisa bekerja dengan keahliannya ataupun menjadi wirausaha.
Editor : Arif Ardliyanto