Dalam diskusi tersebut, juga dihadiri dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP) Airlangga Pribadi sebagai panelis. Airlangga mengatakan, dia mengajak anak muda untuk berpikir jernih dalam memilih pemimpin Jawa Timur, bagaimana rekam jejaknya, bagaimana pemimpin tersebut menghadapi persoalan dan bagaimanapun keberhasilannya pada kepemimpinan sebelumnya.
"Apakah orang yang kita pilih itu bersih, yang rasionalitas, dia tahu persoalan apa enggak, juga jejak langkah dia punya warisan atau jejak langkah yang benar-benar menunjukkan berhasil untuk mengelola persoalan-persoalan," kata dia.
Sehingga, anak muda tidak asal menggunakan hak pilih. Tetapi benar-benar menggunakan hak pilih tersebut sesuai dengan
"Jadi memilih itu bukan hanya menggunakan hak untuk memilih, tapi menggunakan pikiran kita terlebih dahulu dalam menggunakan hak kita untuk memilih, sehingga kita tahu pilihan kita itu benar-benar akan memilih pemimpin yang efektif," pungkas dia.
Ketua Komunitas Pemuda lingkar kritis, Raden Arkan mengungkapkan, acara ini diikuti oleh sekitar 400 mahasiswa yang hadir dengan antusias.
“Alhamdulillah, meskipun acara dapat dikatakan cukup mendadak, namun mendapat respon positif dari masyarakat,” ujar Raden Arkan.
Dia juga berharap acara semacam ini dapat mendorong para pemuda untuk berpikir lebih kritis dalam menyaring informasi yang beredar, terutama di era digital yang penuh manipulasi opini. “Dengan acara ini, harapannya masyarakat, khususnya pemuda, dapat lebih kritis dalam mengelola informasi,” tutupnya.
Editor : Arif Ardliyanto