SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Sejak Indonesia berkomitmen pada Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) untuk tahun 2030 sebesar 32 persen atau setara dengan 912 juta ton CO2, berbagai sektor didorong untuk melakukan transformasi hijau dalam rangka mengurangi emisi karbon.
Sektor industri, sebagai penyumbang emisi terbesar, didorong untuk menerapkan konsep industri hijau, salah satunya melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
Pemanfaatan EBT di sektor industri terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi. Tren ini tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga menawarkan efisiensi dalam operasional di industri.
Di Jawa Timur, penetrasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah mencapai 75,23 MW, menunjukkan potensi besar yang dapat dimanfaatkan.
Menjawab tantangan ini, SUN Energy, sebagai salah satu penyedia layanan EBT di sektor industri, memperkuat komitmennya untuk mempercepat adopsi energi surya di wilayah ini.
Jawa Timur kini berkontribusi hampir 20% dari total pemasangan solar panel SUN Energy di seluruh Indonesia. Wilayah ini menjadi sentra strategis bagi SUN Energy dalam mengembangkan instalasi PLTS di sektor industri.
Oky Gunawan, Chief of Sales SUN Energy, menyampaikan bahwa perkembangan energi surya di Indonesia saat ini telah berlangsung secara masif. Semakin banyak sektor industri yang sadar akan manfaat pemanfaatan EBT, khususnya energi surya, sebagai opsi terbarukan yang terjangkau.
"Dengan kapasitas proyek PLTS sebesar 175 MWp yang telah dicapai pada tahun 2024, kami terus berkomitmen untuk menjadi mitra strategis bagi para pelaku industri. Salah satu inisiatif kami adalah menyelenggarakan Green Future Summit, yang dirancang untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan guna mempercepat adopsi energi terbarukan di sektor industri. Acara ini akan berlangsung di tiga kota, yaitu Surabaya, Semarang, dan Jakarta,” ujar Oky di Surabaya, Senin (2/12/2024).
Adopsi EBT, khususnya energi surya, juga didukung oleh ekosistem yang semakin memadai, termasuk regulasi dengan skema kuota dan keterjangkauan teknologi. Teknologi ini memainkan peran penting dalam efisiensi produksi PLTS bagi sektor industri.
Sebagai salah satu mitra teknologi utama SUN Energy, Huawei Digital Power memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan implementasi solusi energi surya di sektor industri.
David Adam, Business Development Manager Huawei Digital Power, menegaskan pentingnya kolaborasi dengan SUN Energy dalam mendorong adopsi teknologi energi surya.
Ia bilang, SUN Energy adalah mitra strategis bagi Huawei dalam mengakselerasi adopsi energi terbarukan di Indonesia, terutama di sektor industri. Dengan pengalaman dan portofolio yang kuat, SUN Energy telah membuktikan diri sebagai pemain kunci dalam pengembangan PLTS.
Huawei menyediakan solusi teknologi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengoptimalkan kinerja PLTS, mulai dari inverter cerdas hingga sistem manajemen energi berbasis IoT.
"Kolaborasi kami memungkinkan terciptanya ekosistem energi yang andal, efisien, dan terjangkau bagi sektor industri. Kami percaya bahwa dengan dukungan teknologi inovatif, SUN Energy dapat mempercepat transformasi hijau di Indonesia, termasuk di wilayah strategis seperti Jawa Timur yang memiliki potensi besar dalam pengembangan PLTS,” ujar David.
Dengan diselenggarakannya Green Future Summit, SUN Energy berharap dapat mempercepat transformasi hijau di sektor industri melalui kolaborasi lintas sektor, adopsi teknologi canggih, dan penerapan solusi energi berkelanjutan. Jawa Timur, sebagai pusat pengembangan PLTS, menjadi sorotan dalam mendukung target pengurangan emisi nasional.
Sebagai informasi, SUN Energy merupakan perusahaan pengembang proyek energi surya yang berkomitmen menghadirkan energi surya kepada seluruh kalangan melalui penyediaan layanan terintegrasi seiring dengan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Berdiri sejak tahun 2016, SUN Energy mengantongi lebih dari 300 MWp proyek energi surya yang tersebar di Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Australia. Melalui ekspansi yang dilakukan, SUN Energy menjadi pionir perusahaan tenaga surya asal Indonesia yang hadir di kancah Asia Pasifik.
Bersama dengan grup bisnisnya ‘Grup SUN’, SUN Energy secara aktif mengembangkan sistem energi surya pada berbagai sektor bersamaan dengan upaya diversifikasi bisnis yang dilakukan.
Grup SUN, meliputi SUN Energy yang berfokus pada sektor komersial dan industrial; SUN Terra yang menyediakan tenaga surya pada sektor residensial berbasis teknologi; SUN Mobility mendukung infrastruktur kendaraan listrik pada sektor retail dan komersial; dan NIRA berfokus pada penyediaan jasa pengolahan sumber daya air pada sektor industri dan komersial.
Diversifikasi bisnis yang dilakukan menunjukkan komitmen Grup SUN untuk berfokus pada penyediaan jasa keberlanjutan yang terus diperluas sebagai upaya mengatasi dampak perubahan iklim.
Hingga kini, Grup SUN telah mempekerjakan lebih dari 150 karyawan dan mengantongi lebih dari 300 MWp proyek energi surya yang tersebar di Indonesia, Thailand, Vietnam, Australia.
Editor : Ali Masduki