Mengapa Trump Mengambil Langkah Ini?
Mungkin kita bisa memahami alasan di balik kebijakan Trump jika melihat dari perspektif politik dan ekonomi. Di mata Trump, WHO gagal mengelola pandemi COVID-19 dengan efisien dan terlalu banyak terpengaruh oleh kepentingan China. Ditambah dengan ketidakpuasan terhadap peran dominan negara besar lainnya, Trump merasa AS terlalu banyak memberikan dana tanpa mendapatkan hasil yang memadai.
Namun, dalam jangka panjang, keputusan ini bisa memicu perubahan besar. Mengingat peran vital WHO dalam menangani krisis kesehatan global, terutama di negara-negara berkembang, pembatalan kontribusi AS bisa memperlambat upaya-upaya penting seperti penyebaran vaksin, pengendalian penyakit, serta penguatan sistem kesehatan di wilayah yang paling membutuhkan.
Dampak Penarikan Diri AS
Penarikan kontribusi AS tidak hanya akan mengguncang keuangan WHO, tetapi juga akan menciptakan ketidakpastian dalam koordinasi internasional dalam menangani masalah kesehatan global. Mengingat bahwa AS adalah penyumbang terbesar, dengan hampir 15% dari total anggaran WHO, kehilangan dana sebesar ini tentu akan mempengaruhi banyak program yang bergantung pada pembiayaan internasional.
Namun, bukan berarti dunia akan diam begitu saja. Bill & Melinda Gates Foundation dan GAVI Alliance, yang juga menyumbang jumlah besar kepada WHO, bisa berperan dalam mengisi kekosongan yang ditinggalkan AS. Meski demikian, dampak dari penurunan dana ini tetap akan terasa, terutama di negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada bantuan WHO.
Indonesia dan Peran WHO
Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, WHO memiliki peran yang sangat besar dalam memperkuat sistem kesehatan nasional. Mulai dari program vaksinasi, pengendalian penyakit menular seperti malaria dan tuberkulosis, hingga peningkatan kualitas layanan kesehatan di wilayah terpencil, semua itu membutuhkan kerjasama internasional yang solid.
Jika kontribusi AS benar-benar dihentikan, ini bisa berdampak pada program-program kesehatan yang selama ini menjadi tumpuan negara-negara berkembang. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, tidak akan luput dari dampak ketidakstabilan pendanaan WHO.
Editor : Ali Masduki