Nenek Moyang Indonesia Pelaut, Pernah Kuasai Jalur Pelayaran Lalu Lintas Dunia dan Kerajaan
Jalur Rempah Menghasilkan Budaya Baru bagi Bangsa Indonesia
Perdagangan rempah-rempah di Nusantara mendorong terjadinya interaksi sosial antara masyarakat dari daerah satu dengan daerah lainnya. Interaksi yang terjadi tidak hanya dalam bentuk perekonomian, tetapi seiring berjalannya waktu interaksi antarsatu sama lain menimbulkan pertukaran budaya yang menghasilkan budaya baru.
Salah satunya di Banggai, Sulawesi Tengah. Masyarakat Banggai memiliki tradisi tahunan yang unik. Pasalnya, tradisi ini tidak hanya berlangsung di satu daerah saja.
Tradisi ini dapat menghubungkan dua daerah yang berbeda melalui wilayah perairan. Molabot Tumpe merupakan ritual adat tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat di dua kerajaan, yaitu Kerajaan Banggai dan Kerajaan Matindok (Batui).
Tumpe/Tumbe dalam bahasa Banggai dan Saluan mengandung arti sesuatu yang pertama atau awal, sedangkan Molabot mengandung arti penyambutan. Menurut catatan sejarah Kerajaan Banggai, tradisi ini berawal pada tahun 1500-an.
Pada masa itu, Banggai kedatangan seorang lelaki dari kerajaan Jawa yang disebut Mbumbu Doi Jawa (Pemuda dari Jawa) bernama Adi Cokro. Masyarakat Banggai memanggilnya Adi Soko. Adi soko berniat untuk memperdalam ilmu agamanya di Banggai.
Editor : Arif Ardliyanto