Aksi Protes RUU TNI Warnai Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat 2025 di Gedung Grahadi

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Suasana Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat 2025 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Kamis (20/3/2025) mendadak riuh oleh aksi unjuk rasa. Ratusan massa dari Aksi Kamisan turun ke jalan, menyuarakan penolakan terhadap Revisi Undang-Undang (RUU) TNI yang baru saja disahkan oleh DPR RI.
Koordinator lapangan Aksi Kamisan, Zaldi Maulana, menegaskan bahwa revisi UU Nomor 34 Tahun 2004 membuka peluang kembalinya dominasi militer dalam pemerintahan. Salah satu pasal kontroversial dalam revisi tersebut memungkinkan perwira TNI menduduki jabatan sipil di 15 lembaga strategis.
"Kami menilai ini sebagai bentuk ‘dwi fungsi’ TNI yang bertentangan dengan prinsip demokrasi dan berpotensi menghidupkan kembali militerisme di Indonesia," tegas Zaldi di depan Gedung Grahadi.
Aksi Kamisan juga mengkritik DPR yang dianggap mengabaikan agenda reformasi sektor keamanan. Mereka menilai bahwa perubahan dalam peradilan militer dan upaya memperkuat supremasi sipil justru lebih mendesak dibandingkan revisi UU TNI ini.
"Pengesahan ini tidak mencerminkan akuntabilitas yang memadai dan berpotensi melemahkan profesionalisme militer. Para perwira TNI akan lebih fokus berburu rente dan jabatan sipil ketimbang meningkatkan kapabilitas pertahanan negara," tambahnya.
Sebagai bentuk perlawanan, Aksi Kamisan menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menolak dan mendesak pembatalan UU TNI yang baru disahkan. Mereka juga berkomitmen untuk terus menggalang dukungan guna menjaga supremasi sipil dan menolak segala bentuk militerisme di Indonesia.
"Kami akan terus melakukan konsolidasi dan aksi lanjutan demi memastikan demokrasi di Indonesia tetap terjaga," pungkas Zaldi.
Editor : Arif Ardliyanto