Namun dengan kondisi sulit, katanya, pihak pengelola yang baru saat ini, berusaha untuk melakukan pembenahan. “Harapan ya gitu, semoga lokasi wisata ini bisa dibenahi dan lebih baik. Sebenarnya ada perbaikan tembok pembatas sedikit-sedikit. Karena dulu pernah ambruk, jadi diperbaiki. Yang memperbaiki tukang atau tenaganya saya awasi sendiri. Tapi ya nunggu anggaran dari yang punya. Ada orang 6 yang mengerjakan perbaikan pelan-pelan,” ungkapnya.
Untuk sejumlah fasilitas di dalam lokasi wisata, diakui Salman, saat ini banyak yang dinonaktifkan. “Ke depan semoga kejayaan Oleng Sibutong bisa kembali lah. Tapi untuk kolam renang sudah tutup, karena petugasnya (membersihkan kolam) tidak ada, ya sudah ditutup itu. Untuk hotel masih buka,” katanya.
Salman juga menambahkan, dengan kondisi lokasi wisata yang tampak rimbun. Menjaga lokasi wisata ini, dinilai gampang-gampang susah. “Kadang pengunjung bilangnya ingin berwisata, malah mabuk, pacaran sampai berbuat asusila, ya tugas kita menegur,” tegasnya.
Diungkapkan Salman bila nama Oleng Sibutong itu artinya Belut Buntung, sehingga awal pembangunan ini Ketika pemilik pertama Haji Birin berniat membuat kolam renang. Nah saat menggali tanah, Haji Birin menemukan belut yang buntung, akibat putus bagian tubuhnya karena dibacok dengan celurit.
“Akhirnya lokasi wisata ini diberi nama Oleng Sibutong. Itu yang diyakini sebagai cikal bakal adanya lokasi wisata yang pernah berjaya di era tahun 1980 an itu” ujar Salman.
Editor : Arif Ardliyanto