Balad Grup dan Mitra Targetkan Pemijahan Satu Miliar Nauplisoma Lobster
SURABAYA – Balad Grup, bersama Glora Grup dan Pebitalekara Grup, tengah menggeber proyek prestisius pemijahan lobster di Indonesia dengan target menghasilkan satu miliar nauplisoma lobster dalam enam bulan ke depan, mulai Mei hingga November 2025. Proyek ini dilakukan di hatchery Pebitalekara Grup di Situbondo dan pengembangan selanjutnya di gugusan Teluk Kangean, Sumenep, Jawa Timur.
Pemijahan lobster adalah proses reproduksi yang melibatkan pengeluaran sel telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan, yang menjadi kunci kelangsungan hidup spesies lobster. Namun, hingga kini, belum ada lembaga atau negara manapun yang berhasil memijahkan lobster secara massal, menjadikan usaha ini penuh risiko dan tantangan.
Owner Balad Grup, HRM Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, mengaku sadar tentang risiko kegagalannya sangat besar, bahkan bisa berujung kerugian miliaran rupiah.
"Namun, kami yakin dengan usaha maksimal dan doa, keberhasilan bukan hal mustahil. Ini bukan sekadar bisnis, tapi juga misi untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat baru perikanan budidaya dunia,” tegas pengusaha yang kerap disapa Gus Lilur ini.
Balad Grup bersama mitranya menyiapkan 100 set keramba dengan total 5.000 unit keramba, masing-masing berisi 200.000 nauplisoma lobster. Dengan tingkat survival rate (SR) sekitar 50%, diperkirakan akan ada 500 juta benih bening lobster (BBL) yang siap dikembangkan. Jika dihitung dengan harga BBL Rp 10.000 per ekor, nilai ekonominya mencapai Rp 5 triliun.
Proyek ini juga mendapat perhatian karena Indonesia memiliki keistimewaan geografis sebagai negara yang dilintasi garis ekuator khatulistiwa, menjadikan laut Indonesia sangat potensial untuk pengembangan perikanan budidaya.
Namun, tantangan besar masih mengintai. Seperti yang diungkapkan dalam berbagai laporan, termasuk dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pengembangan budidaya lobster di Indonesia masih menghadapi kendala seperti sulitnya mendapatkan benih, penyelundupan benih lobster, ketersediaan pakan yang belum stabil, serta keterbatasan teknologi dan sumber daya manusia di tingkat pembudidaya kecil.
Meski begitu, pemerintah terus mendorong pengembangan budidaya lobster sebagai komoditas unggulan perikanan budidaya nasional, dengan berbagai program dan dukungan teknis dari balai-balai perikanan budidaya di berbagai daerah.
“Kami berani berinvestasi besar karena yakin potensi laut Indonesia luar biasa. Jika berhasil, ini akan menjadi terobosan besar yang membawa manfaat ekonomi dan keberlanjutan sumber daya laut,” ungkap Gus Lilur.
Dengan semangat optimisme dan kerja keras, Balad Grup dan mitra berharap proyek ini tidak hanya sukses secara bisnis, tetapi juga menjadi tonggak sejarah dalam pengembangan perikanan budidaya lobster di Indonesia dan dunia.
Editor : Ali Masduki