Gus Lilur: Bangka Belitung Bukan Hanya Timah, Ada Potensi Besar di Perikanan dan Tambang Lain

SURABAYA - Provinsi Bangka Belitung selama ini dikenal sebagai sentra utama penggerak ekonomi melalui sektor pertambangan timah. Namun, di balik dominasi timah, terdapat potensi besar di sektor perikanan budidaya dan tambang mineral lain yang mulai digarap secara serius oleh pelaku usaha lokal.
Owner Balad Group sekaligus HRM, Khalillur R. Abdullah Sahlawiy atau yang akrab disapa Gus Lilur, menegaskan bahwa Bangka Belitung bukan hanya soal timah.
"Bangka Belitung memiliki potensi besar di dua sektor utama selain timah, yaitu perikanan budidaya dan pertambangan mineral lain seperti zirkon, silika, dan kaolin," ujarnya.
Menurut Gus Lilur, kondisi laut di Pulau Bangka sudah sangat memprihatinkan akibat aktivitas tambang timah yang merusak terumbu karang dan ekosistem laut.
"Laut Pulau Bangka sudah hancur acak-acakan, terumbu karang remuk tak tersisa, dan ikan-ikan sulit ditemukan," katanya dengan nada prihatin.
Berbeda dengan Pulau Bangka, masyarakat di Kepulauan Belitung secara tegas melarang aktivitas penambangan timah di laut mereka. Hal ini membuka peluang besar untuk pengembangan perikanan budidaya.
"Alhamdulillah, masyarakat Belitung sangat menjaga lautnya. Ini menjadi modal besar untuk mengembangkan budidaya ikan seperti kerapu, lobster, teripang, dan rumput laut," jelas Gus Lilur.
Balad Group telah memetakan potensi perikanan budidaya di Kabupaten Belitung dan tengah memproses izin budidaya laut seluas 1000 hektar yang dibagi menjadi 10 area.
"Kami fokus pada tujuh jenis perikanan budidaya utama, termasuk lobster, kerapu, dan kepiting bakau. Setelah itu, kami akan kembangkan jenis lainnya," tambahnya.
Editor : Ali Masduki