Akhirnya, lanjut dia, menjelang Maret 2022 program pemberdayaan nelayan tak dilanjutkan. Padahal anggaran untuk pemberdayaan nelayan itu sudah digedok DPRD Kota Surabaya.
"Kita tahu, kita ini bukan orang bodoh. Anggaran pemberdayaan nelayan itu Rp 20 miliar dan sudah terserap Rp 2 miliar, sehingga anggarannya masih tersisa Rp 18 miliar. Yang jadi pertanyaan kita, kenapa program pemberdayaan ini tak dilanjutkan, padahal dana ada dan sudah digedok, "terang dia heran.
Hamidi menambahkan, dirinya sudah bertemu Wali Kota Eri Cahyadi. Bahkan, sempat ditanyakan tentang perkembangan nelayan. "Waktu itu saya jawab, kepala dinas panjenengan yang baru tak bisa melaksanakan (pemberdayaan nelayan)," tutur dia.
Mendengar jawaban seperti itu, kata Hamidi, Wali Kota kaget dan menanyakan penyebabnya, karena program pemberdayaan nelayan itu sudah dianggarkan Pemkot Surabaya. Jadi, sudah ada anggarannya.
"Ya, tahunya Pak Eri anggaran itu sudah berjalan. Tapi kenyataan di lapangan sampai sekarang tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ya, kita tak mungkin menyalahkan Pak Eri, beliau itu orang baik. Mungkin bawahannya yang harus dijewer," imbuh dia.
Editor : Arif Ardliyanto