Menko PMK Pratikno Ingatkan Bahaya AI dan Screen Time Berlebihan di Dunia Pendidikan

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini menjadi tantangan serius dalam dunia pendidikan Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menekankan pentingnya penggunaan AI secara bijak agar tidak mengganggu proses belajar-mengajar yang seharusnya menumbuhkan kemandirian siswa.
Dalam peresmian gedung baru Universitas Terbuka (UT) Surabaya dan Sentra Layanan Universitas Terbuka (Salut) Pesantren, Sabtu (17/5/2025), Pratikno menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak negatif dari penggunaan teknologi secara berlebihan, termasuk fenomena screen time yang tinggi di Indonesia.
“Rata-rata screen time di Indonesia mencapai 7,5 jam per hari. Ini menjadi tanda peringatan bahwa penggunaan teknologi digital belum sepenuhnya bijak,” ujar Pratikno di hadapan para akademisi dan mahasiswa.
Lebih lanjut, ia menyoroti kebiasaan orang tua yang memberikan gadget kepada anak-anak di bawah usia dua tahun sebagai alat bantu saat menyuapi. Kebiasaan ini, menurutnya, berpotensi mengganggu perkembangan kognitif dan konsentrasi anak sejak dini.
“Anak-anak bahkan sebelum usia dua tahun sudah terpapar gadget. Ini sangat tidak baik bagi tumbuh kembang mereka,” tegasnya.
Pratikno juga memperingatkan agar teknologi AI tidak disalahgunakan dalam proses pendidikan. Ia mencontohkan kecenderungan siswa mengandalkan AI untuk menjawab soal ujian, yang berisiko menumpulkan daya pikir kritis dan mengurangi semangat belajar.
“Jangan sampai siswa hanya bergantung pada AI. Proses belajar yang sejati justru terletak pada perjuangan dan usaha mandiri dalam memahami materi,” pesannya.
Mantan Menteri Sekretaris Negara di era Presiden Joko Widodo ini juga mengajak institusi pendidikan untuk aktif mengedukasi siswa tentang literasi digital dan pemanfaatan AI yang bijak. Ia menegaskan bahwa teknologi harus menjadi alat bantu, bukan pengganti esensi belajar.
“Gerakan bijak berdigital dan bijak ber-AI harus digalakkan di lingkungan pendidikan. Kita harus pastikan teknologi memperkuat proses belajar, bukan melemahkannya,” tutup Pratikno.
Editor : Arif Ardliyanto