get app
inews
Aa Text
Read Next : Nyate Bareng di Lapas Mojokerto, Warga Binaan Rayakan Idul Adha dengan Penuh Kebersamaan

Cacing Hati pada Sapi: Waspadai Penurunan Kualitas Daging di Masa Idul Adha

Jum'at, 06 Juni 2025 | 14:01 WIB
header img
Pemeriksa hati hewan kurban yang disembelih, di Masjid Al-Akbar Surabaya. Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Distomatosis atau penyakit cacing hati merupakan infeksi parasit yang menyerang organ hati hewan ruminansia seperti sapi dan kambing. Penyakit ini disebabkan oleh cacing trematoda, salah satunya Fasciola hepatica, yang dapat merusak hati dan mengganggu fungsi pencernaan. 

Saat Idul Adha, kondisi ini menjadi perhatian penting karena berpotensi menurunkan kualitas daging kurban serta berisiko apabila daging terkontaminasi dikonsumsi.

Aditya Yudhana, Dosen Kedokteran Hewan Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran dan Ilmu Alam (FIKKIA) Universitas Airlangga (UNAIR), menjelaskan bahwa penyakit cacing hati atau Distomatosis (Fasciolosis) memberikan dampak signifikan pada performa produksi ternak khususnya sapi.

“Cacing hati merupakan endoparasit yang menyerap nutrisi dari dalam tubuh inang. Semakin banyak jumlah cacing, semakin besar nutrisi yang hilang hingga menyebabkan malnutrisi,” jelas Aditya.

Menurutnya, pada sapi perah, infeksi ini bisa menurunkan produksi susu secara drastis. Sedangkan pada sapi potong, bobot daging yang dihasilkan juga menurun sehingga mempengaruhi nilai ekonomi hewan tersebut.

Meskipun begitu, Aditya meyakinkan masyarakat agar tidak khawatir mengonsumsi daging sapi yang berasal dari hewan yang terinfeksi Fasciola.

“Cacing ini hidup di saluran empedu dalam hati, bukan di jaringan otot atau daging. Bahkan apabila cacing dewasa tidak sengaja termakan, hal itu tidak menyebabkan infeksi pada manusia,” tegasnya.

Penularan penyakit hanya terjadi jika seseorang mengonsumsi tumbuhan atau sayuran yang terkontaminasi larva cacing (metacercaria) yang tidak diolah dengan benar. Oleh karena itu, ia mengimbau pentingnya pengolahan makanan secara higienis dan bersih untuk menghindari risiko infeksi.

Aditya menambahkan, sapi yang terinfeksi cacing hati dapat dikenali melalui penurunan nilai Body Condition Scoring (BCS).

“Nilai BCS sapi sehat biasanya berkisar antara 3 hingga 5, sementara sapi yang terinfeksi biasanya mengalami penurunan nilai menjadi 1 atau 2,” kata dia.

Selain itu, sapi yang terinfeksi biasanya terlihat kurus dengan tulang yang menonjol, rambut yang kusam, dan dalam kondisi parah bisa mengalami anemia yang ditandai dengan gusi atau selaput mata yang pucat.

Pemeriksaan bagian hati sangat penting dilakukan pada proses post-mortem atau setelah penyembelihan hewan kurban. Meski daging aman dikonsumsi, bagian hati yang terinfeksi harus segera dibuang atau dipotong sebagian agar tidak dikonsumsi.

“Bagian hati yang normal masih aman untuk dimakan, tapi bagian yang terinfeksi harus dihilangkan agar jaringan yang rusak tidak ikut terkonsumsi,” tuturnya.

Untuk memastikan keamanan konsumsi daging, masyarakat diimbau memilih daging yang memenuhi prinsip ASUH: Aman, Sehat, Utuh, dan Halal.

Ciri-ciri daging segar meliputi warna merah cerah, lemak berwarna kekuningan, tekstur kenyal, bau khas daging, serta tidak berlendir atau berair.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut