Haul ke-55 Bung Karno Jadi Titik Balik Sejarah, Akhiri Stigma G30S/PKI
Rangkaian kegiatan haul tahun ini dilaksanakan dengan penuh kekhidmatan. Ribuan warga dari berbagai penjuru tanah air memadati area Makam Bung Karno. Acara diisi dengan doa bersama, tausiah kebangsaan, dan pertunjukan seni tradisional yang mengangkat semangat nasionalisme dan perjuangan.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh nasional, politisi, hingga ulama terkemuka. Salah satunya Menteri Agama RI, KH Nasaruddin Umar, yang menyampaikan tausiah bertema perjuangan dan keteladanan Bung Karno.
Dalam ceramahnya, KH Nasaruddin mengutip ayat suci Al-Quran yang menggambarkan bahwa orang-orang yang berjuang demi kebenaran tidak pernah benar-benar mati.
“Bung Karno adalah sosok yang hidup sepanjang zaman melalui gagasan dan perjuangannya,” ujarnya disambut haru hadirin.
Ia menegaskan bahwa warisan pemikiran Bung Karno harus terus dirawat dan diteladani oleh generasi penerus bangsa, terutama dalam menjaga kebhinekaan dan mewujudkan keadilan sosial.
Wali Kota Blitar, Syauqul Muhibbin, menyampaikan rasa bangga masyarakat Blitar karena kota tersebut menjadi tempat peristirahatan terakhir Bung Karno.
“Kami merasa terhormat. Blitar menjadi simbol sejarah nasional. Terima kasih kepada seluruh masyarakat yang terus menjaga semangat perjuangan beliau,” ungkap Syauqul.
Haul ke-55 Bung Karno tak hanya menjadi peringatan tahunan, tetapi juga simbol kebangkitan kesadaran sejarah bangsa. Momentum ini menandai era baru, di mana sejarah Bung Karno dibaca dengan jernih dan objektif—tanpa bayang-bayang stigma masa lalu.
Editor : Arif Ardliyanto