Mengapa AI dan Teledentistry Jadi Masa Depan Layanan Kedokteran Gigi di Indonesia, Ini Alasannya
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Kota Pahlawan menjadi pusat perhatian dunia kedokteran gigi dengan digelarnya Temu Ilmiah Nasional dan Internasional (TIMNASS) X, sebuah forum ilmiah bergengsi dua tahunan yang memadukan inovasi teknologi dan kolaborasi global. Acara yang berlangsung pada 1–2 Agustus 2025 ini menghadirkan lebih dari 800 peserta dari dalam dan luar negeri, serta pameran teknologi kedokteran gigi terbesar tahun ini.
Didukung penuh oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) sebagai tuan rumah, forum ini menyoroti transformasi digital dalam dunia kedokteran gigi, khususnya lewat pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi cetak 3D (3D printing) yang kini mulai diterapkan dalam diagnosis hingga perawatan.
Dalam pembukaan acara, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan pentingnya pemerataan layanan kesehatan gigi yang masih jadi tantangan di banyak daerah. Menurutnya, dari hampir dua juta pemeriksaan kesehatan gratis, keluhan terbanyak berasal dari masalah gigi.
“Ini menunjukkan kebutuhan tinggi terhadap layanan gigi. Dengan AI dan teledentistry, layanan bisa menjangkau daerah terpencil tanpa harus menunggu kehadiran dokter secara fisik,” jelas Emil, Jumat (1/8/2025).
Ia menambahkan bahwa masih ada sekitar 4% Puskesmas di Jatim yang belum memiliki dokter gigi, dan kolaborasi antara institusi pendidikan serta pemerintah menjadi kunci untuk menutup kekurangan tersebut.
Dekan FKG Unair, Prof. Dr. Muhammad Luthfi, drg., M.Kes., PBO., menyambut baik pernyataan Emil dan menyatakan kesiapan Unair dalam mencetak tenaga dokter gigi yang melek teknologi. Menurutnya, AI bukan lagi masa depan, melainkan kebutuhan saat ini.
“Kami berkomitmen untuk memperkuat riset dan pendidikan berbasis digital agar pelayanan gigi semakin inklusif, cepat, dan efisien,” terang Prof. Luthfi.
Editor : Arif Ardliyanto