SURABAYA, iNews.id - Pemerintah memanfaatkan ajang Moto GP di Sirkuit Internasional Mandalika pada Minggu (20/3/2022) lalu sebagai sarana gastrodiplomasi.
Diplomasi tersebut dilakukan melalui pemberian cenderamata berupa bumbu dan bahan makanan khas Indonesia kepada para pembalap.
Dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (Unair), Irfa Puspitasari menjelaskan, gastrodiplomasi sendiri adalah diplomasi budaya dengan memperkenalkan kuliner khas negara.
Melihat langkah pemerintah tersebut, Irfa yakin gastrodiplomasi baru akan sukses apabila menggaet banyak pihak dari lintas sektor.
“Itu masih baru satu event. Jadi, belum bisa dilihat juga efektif atau tidaknya. Tapi, yang pasti gastrodiplomasi membutuhkan kerja sama antara pemerintah dengan aktor swasta,” ungkap ahli bidang bisnis internasional dan sejarah diplomasi itu.
Aktor swasta yang dimaksud Irfa mencakup industri UMKM, wisata, para investor dari dalam dan luar negeri, serta masyarakat setempat. Momen penyerahan cenderamata dari Presiden Jokowi kepada pembalap MotoGP pun bisa dipandang sebagai simbol kerja sama antara pemerintah dan individu.
“Karena, gastrodiplomasi itu juga bisa dilakukan dari individu ke individu,” imbuh alumnus Jawaharlal Nehru University, India, itu.
Irfa juga menyoroti peran diaspora Indonesia di berbagai negara yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk menyukseskan agenda gastrodiplomasi pemerintah.
Editor : Ali Masduki