SURABAYA, iNews.id - Jajaran akademisi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menggelar focus group discussion (FGD) di momen 3 tahun kepemimpinan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, di Ruang Adi Sukadana FISIP Unair Surabaya.
Diskusi tersebut dihadiri sejumlah tokoh kawakan, diantaranya Prof Dr Bagong Suyanto, Prof Dr Jusuf Irianto, Dekan FH Unair Iman Prihandono, Airlangga Pribadi Kusman SIP MSi PhD dan Dr Suko Widodo.
Sejumlah tokoh dari instansi vertikal juga dihadirkan secara virtual seperti Kepala Kanreg BKN II SUrabaya Heru Purwaka, serta Deputi Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Dr Muhammad Taufiq.
Forum itu membedah, meneropong kinerja serta terobosan Gubernur Khofifah-Wagub Emil Dardak dalam menjalankan reformasi birokrasi di tataran Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Banyak data yang kami bahas, tentang cara-cara dan terobosan Gubernur Khofifah dan Wagub Emil Dardak dalam menjalankan reformasi birokrasi. Dan, terbukti Khofifah-Emil memberi ruang yang lebar pada jajarannya di bawah untuk berkreasi dan berinovasi," kata Prof Bagong, Jumat (18/2/2022).
Buktinya, kata Bagong, banyak prestasi yang didapat Jatim selama tiga tahun belakangan dan tersebar di banyak sektor serta bidang. Seperti di bidang peternakan, produksi susu sapi Jatim tertinggi secara nasional, begitu juga dengan jumlah sapi potongnya.
Jatim, lanjut dia, juga menjadi provinsi yang paling banyak menurunkan angka kemiskinan dibandingingkan daerah lain secara nasional.
Dimana sepanjang periode Maret hingga September 2021, penurunan angka kemiskinan Jatim mencapai 313.130 jiwa. Padahal, diketahui saat ini adalah kondisi pandemi COVID-19.
"Selain itu, di bidang pemberdayaan UMKM, Jatim juga mejadi provinsi yang menyalurkan kredit tertinggi secara nasional dalam tiga tahun berturut-turut," terangnya.
Dia menambahkan, pada tahun 2019 realisasi kredit ke UMKM di angka Rp159,9 trilliun. Lalu di tahun 2020 di angka Rp159,5 trilliun.
Pada tahun 2021, melonjak tajam menjadi Rp180,1 trilliun. Kemudian, di bidang pertanian, produksi padi Jatim juga menjadi yang tertinggi dengan mampu menghasilkan 9,90 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2021.
Dan tak ketinggalan, prestasi Jatim yang berhasil ditorehkan adalah meski masih berada di situasi pandemi COVID-19, realisasi pendapatan APBD Jatim 2021 menempati peringkat pertama nasional yakni mencapai 103,97 persen.
"Kalau dilihat dari juara dan prestasi-prestasi yang ada, itu tersebar di banyak sektor dan OPD. Itu membuktikan program yang dijalankan Khofifah-Emil tidak sentralistik dan bukan program yang hanya di sosok gubernurnya, tapi berbentuk nukleus-nukleus kecil," jelas Prof Bagong.
"Yang itu adalah esensi reformasi birokrasi. Dimana program yang dijalankan tidak bersifat sentralistik yang berhenti di gubernurnya saja, tapi sampai ke staf di bawah," tegas profesor bidang Sosiologi Ekonomi ini.
Editor : Ali Masduki