Tangis Pecah di Wisuda Untag Surabaya, Orang Tua Wakili Anaknya Terima Ijazah yang Sudah Tiada
Sang ayah, Samai, juga menyampaikan rasa bangganya meskipun dengan hati yang berat. “Kami sekeluarga sangat senang Firman bisa menempuh pendidikan di Untag Surabaya. Banyak dosen dan teman yang hadir saat takziah, itu bukti bahwa anak saya disayangi dan dihargai,” ungkapnya.
Keluarga besar Firman berharap, perjuangan almarhum dapat menjadi motivasi bagi mahasiswa lain. Semangat belajarnya yang tinggi diharapkan bisa menginspirasi generasi muda agar tidak mudah menyerah dalam menuntut ilmu.
Ucapan duka juga datang dari dosen pembimbing Firman, Iqbal Agung Swarga, S.T., M.T., yang mengenal almarhum sebagai mahasiswa tekun dan gemar berdiskusi. “Firman sering bertanya dan ingin tahu lebih dalam, tidak hanya pada saya tapi juga dosen lainnya. Ia punya minat besar untuk terus belajar,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu sahabat dekatnya, Joshua Geonardy, mengenang Firman sebagai pribadi yang hangat dan suka bercanda. “Kami sering mengerjakan tugas bersama. Dia orang yang asyik, tidak pernah membuat suasana tegang. Firman, semoga kamu tenang di sana,” ujarnya penuh rasa kehilangan.
Prosesi wisuda Firman Febriansyah di Untag Surabaya ini meninggalkan pesan mendalam: pendidikan bukan hanya tentang gelar, tetapi juga tentang perjuangan, ketulusan, serta jejak kebaikan yang ditinggalkan. Meski tak sempat menikmati hasil jerih payahnya, nama Firman akan selalu dikenang oleh keluarga, sahabat, dan civitas akademika Untag Surabaya.
Editor : Arif Ardliyanto