Universitas Berkelas Dunia Butuh Pemimpin yang Punya Nyali, Bukan Sekadar Visi Belaka
Ranking Global Bukan Segalanya
Hari ini, banyak perguruan tinggi terobsesi pada posisi di pemeringkatan dunia. Padahal angka-angka itu hanyalah refleksi dari keputusan berani yang sudah diambil sebelumnya. Kualitas sejati justru lahir ketika kampus berani memperkuat kurikulum, meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan industri global, sekaligus menjaga identitas nasional.
WCU bukan berarti kehilangan jati diri bangsa. Justru perguruan tinggi yang berani menjaga nilai Pancasila, bahasa Indonesia, agama, dan kewarganegaraan sembari berkompetisi di kancah internasional, itulah yang layak disebut “kelas dunia”.
Global, tapi Tetap Nasionalis
Di tengah arus globalisasi, tantangan terbesar kampus adalah menyeimbangkan kompetisi global dengan akar nasional. Universitas yang berani bertransformasi digital tanpa mengorbankan nilai kebangsaan terbukti mampu melahirkan lulusan yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh sebagai agen perubahan sosial di masyarakat lokal.
Artinya, lulusan tidak hanya siap kerja di Silicon Valley atau Singapura, tapi juga siap membangun desa, menggerakkan UMKM, dan menjadi motor inovasi di daerahnya.
Mutu berkelas dunia tidak lahir dari visi besar semata. Ia lahir dari pemimpin yang berani mengambil keputusan sulit, mengelola risiko, dan menembus batas-batas lama yang sering menghambat kemajuan.
Perguruan tinggi di Indonesia hanya akan benar-benar berkelas dunia jika dipimpin oleh orang-orang yang berani: berani berubah, berani berinovasi, dan berani menjaga jati diri bangsa.
Karena sekali lagi, WCU bukan tentang siapa yang paling tinggi rankingnya, tapi siapa yang paling berani keluar dari zona nyaman untuk membawa kampus menuju perubahan sejati.
Penulis :
Supangat, Ph.D., ITIL., COBIT., CLA., CISA, Wakil Rektor II Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya
Editor : Arif Ardliyanto